Tampilkan postingan dengan label Management 4.0. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Management 4.0. Tampilkan semua postingan

Langkah untuk ber transformasi ke Digital Factory

Apakah itu digital Factory?,  Apakah IIOT?, Apakah  itu industrial 4.0?

Pada kesempatan ini,  saya akan menjelaskan tiga hal yang sebenarnya berbeda.  Ini erat kaitanya dengan transformasi terutama untuk Manufacturing proses, lini industri.

Yang paling tinggi  posisinya dari ketiga istilah diatas adalah industrial 4.0. 
Industrial 4.0 adalah enterprise solution.  Saya ulang,  bahwa IR4.0  adalah sebuah konsep,  adalah sebuah esensi dari 1 paradigma,  yang diyakini secara  scientist dan teknologi bisa tercapai.

Paradigma itu apa menurut Wikipedia ?
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).

Digital Factory,  Smart Manufacturing,  atauIIOT  adalah  bagiannya,  atau sub nya. IIOT  lebih kepada jaringan atau network yang digunakan untuk mewujudkan industrial 4.0.

Digital factory adalah  bentuk nyata dari implementasi sosial 4.0 di Manufacturing proses.
Nah,  bagaimana dengan  step atau langkah-langkah untuk transformasi,  menggunakan IIOT  menuju digital Factory?.   Sebentar,  karena industrial 4.0 konsep,  paradigma.  maka untuk menuju  industri 4.0 kita perlu menghadapinya dengan cara berpikir cara bertindak terstruktur pula  dan lebih manusiawi.


Berikut langkah-langkah kami, yang ril dan praktis dilakukan :

  1. Akui bahwa anda punya problemAnda sebagai operator,  anda sebagai supervisor,  General Manager dari sebuah pabrik,  bahkan owner sekalipun.  Langkah pertama adalah akui bahwa anda punya problem di lantai produksi yang tidak efisien, tidak efektif boros uang tipu-tipu sana-sini, asal bapak senang,  dan lain-lain.  Itu yang pertama.

    Dasar pemikirannya adalah :  ketika pertama kali pabrik ini dibangun,  management menginvestasikan mesin, material, method, man  money  agar supaya setiap shift,  setiap hari,  dan setiap bulan  pabrik ini bisa punya output yang presisi,  akurat. Sehingga bisa menghasilkan profit  pagi semua orang.  Namun tidak seperti itu kenyataannya.  Semakin besar organisasi atau perusahaan makin kompleks yang ditimbulkan.  Akui bahwa Anda punya masalah disitu.
  2. Brainstorming Solution.Setelah mengakui ada masalah, sekarang saatnya mencari solusi.  "Put Your Dream On the board".  Uraikan mimpi-mimpi anda   di papan tulis.  Anda pengennya pabrik Anda seperti apa?. Kesampingkan yang namanya pengetahuan teknik,  pengetahuan jaringan dll.   Anda cukup menuliskan mimpi Anda,  apa yang anda senangi untuk pabrik anda.  Sehingga kualitas kehidupan anda dan karyawan  bisa meningkat.  Anda tidak perlu mempertimbangkan teknisnya seperti apa. 

    Brainstorming dengan tim anda, mapping dan sketsa flow yang dibutuhkan utnuk mencapai mimpi anda. Undang tim maintenance, produksi, engineering, IT dan Finance.
  3. Get HELP.
    Anda butuh bantuan, anda tidak bisa melakukannya sendiri
     Panggil  orang-orang yang memang expert untuk itu. Dalma hal ini (system Integrator khusus manufacturing). Yang sudah terbukti telah mengimpelemtasikan di beberapa manufacturing.

    Dalam sesi tersebut,  kami sebagai sistem  integrator manufacturing  akan menguraikan bagaimana  kami menarik  data secara otomatis langsung dari mesin dan fasilitas produksi,  dengan SCADA,  MES,  ERP dan Cloud System.  Kemudian data-data ini akan dikirim kepada Edge Cloud.  Ada banyak sekali Gateway yang bisa dimanfaatkan,  ada beberapa broker dari MQTT  untuk pengolahan mesin learning.  System menghasilkan sebuah Insight,  prediction  dan auto reporting.

    Pada sesi tersebut kami juga akan  diskusi dengan tim engineering, tim produksi, tim maintenance, IT pabrik  akan current situation dari mesin dan fasilitas produksi yang ada di lapangan.
    "you can do your dream" ..  your dream will come true  through  industrial 4.0
  4. Berkolaborasi dan bekerjasama.  
    Untuk mewujudkan mimpi seorang owner atau seorang  operational leader,   diperlukan kerjasama antara existing  mesin dan fasilitas produksi,  dengan  system integrator Manufacturing.  Karena karakteristik mesin eksisting,  seperti  breakdown mesin  sangat familiar atau sangat dikenal bagi tim dari Engineering dan maintenance anda.  Untuk itu perlu kerjasama koordinasi dan berbagi Scope pekerjaan.


Mesin saya kan belum siap untuk industri 4.0?

Lupakan industrial 3.0,  Jangan berpikir harus mengupgrade  mesin atau fasilitas produksi.  Itu butuh  waktu yang sangat lama.  Terlalu banyak makan uang dan waktu.  Industrial 3.0  adalah berkutat di automation.   Industrial 4.0  jauh lebih banyak manfaatnya dari  industrial 3.0, karena karakternya   mencakup strategic manajemen.  Jauh lebih besar dari 3.0 .

Jangan ada keraguan.  Automation, bisa jalan paralel dengan IR4.0. Hal itu jika dibutuhkan. Tapi jika tidak dibutuhkan,  yang menjawab itu juga adalah Industrial 4.0.

Semua keputusan, pertimbangan : membeli mesin baru, menambah line produksi, merekrut operator, menambah OT, melakukan automation, upgrade mesin, membeli material, jumlah buffer stok, dll berdasarkan data dan algoritma dari Industrial 4.0.

Hubungi kami pada kontak yang tersedia.

Baca Artikel :  hebatnya Industrial 4.0 dibanding 3.0  klik : https://askvmtech.blogspot.com/2020/04/hebatnya-industry-40-dibanding-30.html

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Topology yang tidak Ideal untuk Manufacturing

Topology yang tidak Ideal untuk Manufacturing


Hari ini banyak sekali konsep dan topologi yang menurut kami tidak cocok untuk Manufacturing.  Konsep IIOT  atau jaringan IIOT  pada pertanian perikanan logistik bangunan konstruksi tidak cocok diterapkan di Manufacturing.   Mengapa karena memang di Manufacturing membutuhkan akurasi, presisi, safety faktor yang tinggi,  serta high speed output.

Fungsi Edge computing sangat dominan di manufakturing.  prinsip pengolahan data cepat,  dekat dengan mesin atau sensor,  di lantai produksi  adalah sangat dibutuhkan.  tidak perlu menunggu konektivitas  internet,  dalam hal ini cloud system,  atau virtual server,  baru kemudian dilakukan eksekusi. Itu sangat tidak masuk di akal, alias berbahaya.

Informasi abnormal diluar dari standart, bukan  hanya bisa di akses lewat mobile phone  atau website.  Melainkan harus dieksekusi dalam bentuk tindakan,  alarm  dan notificationsecepatnya.

Kita tahu bahwa latency atau delay internet sangat tinggi,  tidak bisa real Time.  Hal itu yang membuat tidak cocok diterapkan di tingkat lnatai produksi .  Namun bukan berarti, edge cloud, vitual server tidak membantu.  Justru konsep yang sangat ideal menurut saya adalah perpaduan keduanya. Kombinasi antara Edge CLoud dan edge Computing.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah


Topology Ideal di manufacturing

E-Factory Mitsubishi


Kali ini kita akan mengupas tuntas konsep digital Factory dari Mitsubishi.
Masing masing pemain besar controller, dan sekaligus pelaku industrial 4.0. mempunyai istilah yang berbeda-beda akan industrial 4.0, Schneider misalnya Smart Manufacturing, Mitsubishi Electric Japan menyebutnya e factory, AB dengan Rockwell Automation, Keyence dengan konsep IIOT, dll.

Selangkapnya melalui Video Youtube di bawah ini :




Kesimpulan :

Mitsubishi electric punya produk yang sangat luas ditingkat shopfloor produksi.  mulai dari robotik ,  electrical discharge mesin,  programmable controller,   control system,  inverter,  AC servo.  human machine interface. motor 3 fasa,  permanent magnet motor dll.

Apa yang dikehendaki oleh Mitsubishi pada Edge computing  ada empat fitur : pertama adalah collect data,  kemudian analisa,  kemudian diagnosis kemudian adalah feedback..  ini berlangsung dalam satu loop sistem.  Untuk mendapatkan achievement Production dan high quality output  yang real time.

Pada tingkat edge computing mitsubishi sudah punya fitur : collect data, analisa,  diagnosis, kemudian adalah feedback. Wow, tidak perlu sampai Edge cloud - victor harefa

Industrial PC,  dan  MC work 64,  digunakan untuk processing data pada edge  computing.    Semua yang terkait dengan software produksi,  sensor, programmable controller,  mekatronik,  energy saving,  diolah diproses secara Edge computing. Khusus untuk data-data produksi mesin kita perhatikan tidak ada yang langsung menuju IT System  dalam hal ini adalah edge fog. 


Kemudian ada kata-kata sustainability.
Kalau menurut penjelasan Wikipedia sustainability adalah keberlangsungan positif yang terus menerus dengan memperhatikan faktor-faktor lainnya.  Artinya sistem  yang dibangun harus bisa mengakomodasi dan flexible.

Di tingkat   shopfloor produksi, safety udah menjadi pertimbangan dari Mitsubishi  kemudian masalah sekuritas data juga sudah diperhitungkan oleh Mitsubishi dalam tingkatan shop floor.

Kemudian kita berlanjut ke edge sistem nya.   Mitsubishi menerapkan data primary Processing dan analisa.  dengan menggunakan MC Work 64.   Data-data dari shop floor biasanya ditampung dengan protokol MC work 64.  Semacam  bridging dari data lapangan database system.  data-data yang keluar dari MC work 64 adalah masih  Raw data  atau data primer.   data-data tersebut kemudian diolah  untuk menghasilkan analisa dalam bentuk grafik,  histogram ataupun chart.  ini semua dilakukan oleh  MC work 64.  Sebuah protokol  juga sebagai ada modulnya, yang  disiapkan oleh Mitsubishi, namanya MES modul

Saya tidak pernah mau menggunakan standar software dari Mitsubishi.  sebab,  selain harganya cukup mahal.  Juga data manajemen yang mereka tersedia terkadang tidak bisa mengakomodasi  semua kebutuhan lapangan.  Alias yang standar-standar saja.   Sementara kan beda perusahaan beda kasus. Biasanya sih kami untuk konektivitas dengan brand atau merek lain lebih suka menggunakan OPC server.

Saya tidak pernah mau menggunakan standar software dari Mitsubishi. Biasanya sih kami untuk konektivitas dengan brand atau merek lain lebih suka menggunakan OPC server. - Victor Harefa

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Hebatnya Industry 4.0 dibanding 3.0



Hebatnya Industry 4.0 dibanding 3.0

18 April 2020Pada kesempatan kali ini,  Saya akan mencoba menjelaskan hebatnya revolusi industry 4.0 di manufacturing, sekaligus menjawab sedikit keragu-raguan dari teman-teman di pabrik tentang industrial 3.0 dan industrial 4.0.

Industrial 3.0 didominasi oleh automation.  Tujuan otomasi adalah sebuah konsep teknologi yang menggunakan auto mechanical dan robot untuk menggantikan pekerjaan repetitif manusia.

Adapun ciri-ciri dari industrial 3.0 selain hanya automatisation adalah :  "berjayanya satu aplikasi  yang kita kenal 10-20  tahun belakangan yakni Microsoft Excel  atau spreadsheet".   Dua hal ini menurut saya dominan dilakukan dan  paling banyak ditemukan di Industrial 3.0

Jelas, teknology yang berkembang dan digunakan  hari ini di pabrik atau manufacturing adalah teknologi 10 tahun yang lalu.  Disini saya tidak bicara tentang automation atau Robot  dengan AI.

Kondisi Automation kita hari ini

Saya ulang lagi : "yang digunakan untuk produksi  hari ini di pabrik adalah hasil teknology automation  hasil 5-10 tahun yang lalu". 

Kalau kita mau jujur,  setiap kali ada pameran Manufacturing,  atau pameran mesin. Teknologi yang digunakan juga tidak terlalu jauh, dan masih mirip dengan  teknologi  sebelumnya.   Misalnya mesin CNC dan   mesin die casting. Sampai hari ini,  masih ada tiga teknologi yang dipakai di indonesia yakni Gravity  Die Casting,  Low Pressure Casting, dan  High Pressure Die Casting.  Selain ketiga teknologi itu,  di negara kita belum ada.  Saya ingin sampaikan yang ril ril saja.

Kemudian bagaimana pabrik memutuskan dan   akhirnya membeli "new machine  high pressure die casting"?.  Betul, pertimbangan teknis  seperti : banyaknya porosity,   banyaknya defect  visual, menciut, dll".

Proses pengambilan keputusannya kira-kira :   middle management, sampai top manajemen melakukan rapat,  menggunakan tools andalan. Tools andalan itu apa?. Salah satunya adalah Microsoft Excel atau spreadsheet dan kombinasi dengan database.  Beberapa pabrik masih menggunakan kertas (repot manual).   Datanya  juga masih dipertanyakan. Karena tidak akan bisa realtime. Tidak berasal langsung dari mesin (auto data collection). Melainkan manual input.

Akhirnya..
Keputusan management unttuk membeli mesin baru akhirnya tercapai. Proses nya  dengan pertimbangan dari report manual, planning, forecasting, target, depresiasi mesin, DA dll.
Satu hal yang selalu luput adalah bagaimana dengan port komunikasi mesin untuk auto Data collection menuju Smart Factory di kemudian hari. Ini permasalahan yang dominan timbul. 

Syukur-syukur jika pabrik tersebut mempertimbangkan juga  tentang skor TEEP nya Atau tidak sama sekali.   Jika tidak sama sekali, berarti keputusannya hanya berdasarkan feeling, subjectif, atau mengikuti keinginan owner semata.

Inilah bagaimana gambaran industrial 3.0 berjalan tanpa kita sadari. Paradigma yang digunakan adalah paradigma 3.0.  Hal yang paling esensi untuk memutuskan dan meningkatkan kapasitas,  menambah lini produksi,  menambah mesin,  menambah tenaga kerja,  melakukan automation,  bahkan   ekspansi pabrik baru,  dilakukan semuanya  dengan data yang tidak real time,    tidak transparan,  tidak tervisualisasi,  tidak terintegrasi,  tidak akurat,   tidak komprehensif. Tidak seperti paradigma industrial 4.0

"meningkatkan kapasitas,  menambah lini produksi,  menambah mesin,  menambah tenaga kerja,  melakukan automation,  bahkan   ekspansi pabrik baru,  dilakukan semuanya  dengan data yang tidak real time, tidak akurat, tidak auto data collection, tidak terintegrasi" - industrial 3.0

Dan satu lagi,  menggunakan tools  yang terbatas kemampuannya,  sudah tidak robust design dan tidak seamless dengan mesin dan fasilitas produksi, yakni microsoft excel atau speadsheet.

Begitulah adanya industrial 3.0.  Ini kondisi real dan sedang berjalan di  pabrik-pabrik kita di Indonesia. Pembelian mesin dominan dilakukan atas pertimbangan segelintir saja. 

Kelemahan disempurnakan oleh industrial 4.0.  

Kelemahan-kelemahan ini yang  dilengkapi dan disempurnakan oleh industrial 4.0.  Bagaimana keputusan-keputusan di pabrik itu dilakukan dengan Realtime, akurat , cepat dan tepat.  Dilakukan dengan menggunakan tools yang tepat.  Sumber data langsung dari mesin dan fasilitas produksi.  Mengurangi, bahkan syukur-syukur menghilangkan manual entry dan manual reporting. Melibatkan  level paling bawah yakni operator ,  supervisor,  manajer pabrik,  plant Manager,  bahkan owner sekalipun. Data-data yang kredibel, Durable serta realtime ini kemudian diolah untuk bisa berikan informasi , analitics dan prediction. 

Sehingga apapun  keputusannya  berdasarkan auto data processing dan algoritma mesin olah data. Manusia dalam hal ini operator dan semua lini hanya mengkonsunsumsi data dan informasi dari mesin, bukan dari orang. Hal diatas adalah minimal fitur yang kita bisa dapatkan dari Industrial 4.0. Minimal itu yang didapatkan. Belum lagi kami uraikan betapa powerfull nya paradigma 4.0 untuk New Business Strategy, ataupun Powerfull SCM (unify SCM).

Owner, Managerial, Supervisor, danOperator bertindak atas keputusan system, dalam hal ini adalah algoritma yang digunakan. Baru  kemudian berkesimpulan. Apakah  perlu melakukan investasi mesin, ekspansi pabrik, ekspansi produk atau cukup hanya dengan menghilangkan downtime yang terjadi selama proses produksi. Dan itu cukup.

Jika ingin mendapatkan advance fitur,  maka kita akan  membangun sistem sampai kepada machine learning,  big data analytical dan AI. Keputusan dari hasil olah algoritma kemudian akan di eksekusi oleh actuator.  Menjadikan pabrik sebagai pabrik dengan tingkat intellgency yang tinggi untuk mencapai optimum output

Sumber data industrial 4.0 dari mana?.  Adalah level paling bawah dari 5  organisasi level automations.  Yakni adalah di shopfloor (Standdarisasi ISA 95).  Tidak ujug-ujug sampai kepada AI. Proses data mining untuk Big Data Analitical juga melibatkan devise IOT dengan berbagai protokolnya. 

Hari ini, mana yang terbaik, Industrial 3.0 atau Industrial 4.0?

Yang paling bijaksana adalah beralih menggunakan paradigma 4.0. Sebab dalam prakteknya industrial 3.0 akan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit dengan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Sementara ujung-ujungnya, industrial 3.0 tidak ada kepastian dikemudian hari.  Apakah masih relevan atau tidak. Apakah masih bisa profit atau tidak?, ditengah perkembangan dan kecepatan dunia saat ini. Industrial 3.0 sudah tidak relevan.

Silahkan, Anda bisa menambahkan lagi  beberapa  perbedaan antara industrial 4.0 dan industrial 3.0. masih banyak lagi yang tidak kami sebutkan. 

MESIN SAYA, PABRIK SAYA BELUM SIAP?

Pendapat, opini dan sudut pandang ini yang seringkali saya jumpai  dikala berdiskusi dengan customer untuk ber transformasi menuju Digital Factory.  "Oh,  saya belum siap",  "pabrik saya belum siap, mesin masih manual, mesin baru semi auto", dll.

Jawaban kami :  "Semua tidak ada yang siap.  Tapi satu hal,  kompetitor anda  yang lokasi nya di sini  dan di belahan negara lain,   akan melakukan nya duluan dari anda.  Akhirnya anda akan kalah dalam kompetisi dan tidak relevant".

Saya dan anda sudah berada di era IR4.0. Sadar atau tidak sadar.  Secara personal ataupun organisasi. Kita tau,  bagaimana kita dimudahkan dengan smartphone, tokopedia, bukalapak lazada, gojek dll. Semua bicara tentang mesin pintar dan algoritma.  Kita sudah didalamnya. Kita sudah jadi bagian dari IR4.0.

Secara Organisasi, perusahaan , kita masih menjadi objek, bukan subjek. Aplikasi Google map, zoom, slack, MES misalnya. Kita hanya konsumennya. Apakah selamanya menjadi konsumen?, sementara ada yang harusnya kita bisa lakukan dan menjadi sebagai subject.

Kita tidak harus menunggu mesin anda di upgrade dulu,  menuju backbone  industrial 4.0 .  Tidak perlu.

Anda tidak harus menunggu mesin anda di upgrade dulu,  menuju backbone  industrial 4.0, yakni  ethernet communication.  Tidak perlu.
Jika melakukannya, anda akan menghabiskan waktu yang banyak sekali. Anda akan menghabiskan banyak sekali uang, losses capasitas, energy.  Sementara hasilnya belum tentu sesuai dengan yang diharapkan.

Industrial 4.0 tidak memandang jenis mesin,  jenis proses,  jenis pabrik,  jenis orang.  Lakukan dengan konsep industrial 4.0 .  Dengan kondisi yang ada.  Tahap demi tahap,  menuju digital Factory,  Smart Manufacturing, atau e factory.

Tidak perlu harus upgrade mesin.  Untuk planning upgrade mesin  bisa berjalan paralel  dengan implementasi industri 4.0.  Justru kelebihannya adalah,  keputusan untuk upgrade,  membeli mesin baru,   lini produksi baru,  desain produk baru,  rekrut karyawan baru,  pemberian bonus,  promosi , keputusannya  berdasarkan data processing dan algoritma

Pabrik-pabrik yang sudah memutuskan untuk upgrade mesin baru,  menambah lini baru,  tanpa  pertimbangan dari  data dan algoritma  akan  pusing kepala.  Semakin besar  dan semakin melebar  perusahaan atau pabrik,  maka semakin kompleks pula permasalahan yang timbul.  Salah-salah  mengorganisasi diri dan berkompetisi, akan bangkrut.

Dunia sangat dinamis,  perubahan bisa berlangsung hitungan detik.  Keputusan untuk mau digital factory atau  cara konvensional   harus segera diputuskan.   Jika memilih menuju digital Factory  artinya anda akan ikut arah ikut arus.  Jika tetap dengan pilihan anda  berjalan dengan konvensional pabrik,  maka anda akan melawan arus. Terima kasih.

Penulis : Viktor Harefa


OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Tips Implementasi OEE Scoring

Tips Implementasi OEE Scoring




Apa sesungguhnya tujuan kita sementasi digitalisasi khususnya menangkap OEE ? skoring di lantai produksi?.

Banyak  perusahaan yang kami temui dalam perjalanannya dan perjuangannya untuk agar supaya OEE  bisa menjadi digital  artinya dari manual menjadi otomatis.   Mohon maaf, banyak yang terombang-ambing dengan berbagai pertimbangan.  Sudah tidak sejalan dengan konsep di awal.  beberapa alasannya antara lain :


  1. Terkendala baget  pembelian
  2. Scope yang setujui oleh top manajemen hanyalah sekop kecil,   lagi lagi top management sedikit berhemat anggaran (Katanya seperti itu).
  3. Konsep OEE  yang belum matang,  terutama mapping problem di mesin masih belum sempurna. ingat 6 big losses.
  4. Beda vendor beda konsep,  beda topologi.  masing-masing mempunyai aliran catatan sendiri sendiri.   sehingga user seringkali  terombang-ambing.
  5. Bagian purchasing sedikit bingung karena diwajibkan untuk komparasi atau tender.  sementara lemah di sisi technical dan konsep, setiap vendor punya konsep software dan hardware yang berbeda.
  6. Purchasing hanya memilih berdasarkan nilai rupiah keluarkan oleh vendor.

Solusi dari kami sebagai berikut :
  1. Ingat tujuan awal dari  digitalisasi OEE  adalah menangkap problem/brakdown/unplanned/downtime di lantai produksi .  Menangkapnya seperti apa?Problem yang ditangkap harus sedetail mungkin dan automatis.  Sampai kepada mesin.  bukan hanya lini produksi.  Sampai ke satuan terkecil dari shopfloor.  Ketika bicara continuous Line  problem harus bisa diuraikan sampai ke mesin. 
  2. Seminimum mungkin   operator atau orang berperan.  Kalau bisa semua otomatis. Ketika bentuknya lini produksi,  artinya terdiri atas beberapa mesin dan beberapa proses,   sebisa mungkin  sistem otomatis mesin mendeteksi mesin mana  yang menyebabkan  Line produksi terganggu outputnya dan membebankan downtime ke mesin tersebut secara otomatis. Sekali lagi, itu otomatis jangan pakai orang atau operator adjustment lagi.
  3. OEE  yang digunakan adalah OEE shift,  bukan OEE bacth, atau OEE product. Tidak ada OEE bacth atau OEE product.
  4. System harus bisa customized dan terintegrasi dengan platform line seperti SAP, ERP, Edge Cloud dsb.

Dengan pertimbangan di atas,  anda sebagai user dan sebagai Project leader  tidak terombang ambing alias tetap dengan purpose di awal.  Saya sudah Urutkan dari nomor 1 prioritas utama sampai dengan nomor 4,  semoga hal ini bisa membantu  bapak ibu ya tetap dalam konsep yang benar a head dengan  industrial Revolution 4.0.  Terima kasih.


OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Monitoring pabrik kok pakai Microcontroller Ard*** ?

Monitoring pabrik kok pakai Microcontroller Ard***  ?


Bagaimana mungkin  menggunakan mikrokontroler jenis ard***, salah satu  development board untuk mengontrol pabrik?,  
Menurut saya, keputusan yang kurang bijaksana. 


Tapi ini sungguh terjadi,  kami temui beberapa pabrik sudah menggunakan  development board,  atau devices  yang seharusnya digunakan sebagai prototipe,  atau hobi , nyatanya memang  digunakan untuk  melakukan akuisisi data langsung dari mesin  dan fasilitas produksi lainnya.


Pabrik bukanlah  laboratorium  percobaan. Salah-salah sedikit  maka akan melibatkan banyak kepentingan.  Termasuk data yang dikeluarkan oleh devices seperti ard***(Development board).   Menurut kami,  tindakan  seperti ini semacam ini hanya  menghabis habiskan waktu  dari teman-teman engineering yang mengembangkan  development board  untuk  mesin produksi.  Energi terbuang begitu saja.  tidak sebanding dengan hasil yang didapat. 

Justru akan menimbulkan problem baru,  ketika data tidak masuk sempurna,  data mengalami noise dalam perjalanan,  data  tidak akurat pembacaannya.  Ketika itu dikonsumsi oleh top management,  bayangkan bagaimana efeknya. Terutama untuk teman-teman di lantai produksi.
Belum lagi jika data  tidak masuk,  sementara  teman-teman produksi sangat bergantung dengan report dari devices ini.  

Justru akan menimbulkan problem baru,  ketika data tidak masuk sempurna,  data mengalami noise dalam perjalanan,  data  tidak akurat pembacaannya.  Ketika itu dikonsumsi oleh top management,  bayangkan bagaimana efeknya. Terutama untuk teman-teman di lantai produksi.
Belum lagi jika data  tidak masuk,  sementara  teman-teman produksi sangat bergantung dengan report dari devices ini.  

Betul, setahu saya  memang ada device ard ***  atau development board  yang heavy duty  dan kelas industri.  Namun setelah dicek,  harganya lumayan tinggi  dan hampir sama dengan devices  yang selama ini familiar untuk melakukan pengontrolan mesin  yakni PLC.  Harganya hampir sama,  hampir tidak ada bedanya,  malah beberapa lebih mahal.

Sementara protokol yang digunakan  development board ini  ini tidak sama, dan tidak nyambung dengan ladder PLC?,  artinya tidak bisa diadaptasi ke PLC.

Jika hanya ingin melakukan  percobaan,  trial  atau inovasi.  Beberapa brand PLC menyediakan mini PLC  yang harganya sekitar Rp4.000.000 sampai Rp5.000.000,  cukup murah bagi sebuah pabrik.  Mini PLC  punya protokol yang sama dengan tipe tinggi nya, programming/ladder yang dibuat di mini PLC masih bisa diteruskan ke tipe tinggi nya.

"Jadi kenapa harus mempertahankan ard ***  atau development board untuk dikembangkan?,  tidak ada faedahnya menurut saya, terkecuali kalau itu di implementasikan diluar Manufacturing".

PLC adalah bentuk giga dari mikrokontroler. Temukan perbedaanya.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

oee calculation tpm adalah analysis software hardware plc application availability performance quality analytics free download open source comparison price applicatin wonderware rockwell www vmtech indonesia making indonesia 4.0 pabrik oee filling oee packing jakarta surabaya medan

Industrial 4.0 adalah CUSTOMIZING

Industrial 4.0 adalah CUSTOMIZING


Industrial 4.0 hari ini bukanlah sekedar slogan ataupun trend. Tapi sudah menjadi satu kebutuhan yang mau tidak mau, suka tidak suka,  akan dan mesti ter implementasikan pada proses Manufacturing. 

Beberapa konsep Manufacturing yang kita kenal sebagai wujud dari industrial 4.0 : Smart Manufacturing, making indonesia 4.0, e-factory, digitalization, dll. 

Industrial 4.0 sangatlah luas, disini kita  hanya membahas  terhadap Manufacturing processes atau proses industri pengolahan. Prinsipnya adalah tidak ada satu konsep standar tentang industrial 4.0.  

Secara tidak sadar kita,  kita sudah di dalamnya.  Dari cara kita berpandangan,  cara kita bertindak,  serta cara kita berfikir terhadap lingkungan dan pekerjaan kita.Ditambah dunia dalam bahasa pandemics Corona  coffid- 19. 

Tidak terkecuali dunia Manufacturing.  tidak ada pilihan lain harus Bangkit dari keterpurukan  dengan teknologi yang tepat.  menghilangkan semua  losses dengan teknologi.

Teknologi tidaklah cukup untuk bisa bangkit


 Teknologi akan merugikan,  jika berada di tangan yang salah,  atau jika dilakukan dengan cara yang salah.  Teknologi hanya bisa menguntungkan  jika dilakukan dengan benar dan tepat.  Anda butuh satu konsep berpikir dan paradigma yang benar terhadap teknologi yang ada di tangan anda. Itulah tentang industrial 4.0.

Industrial 4.0 adalah konsep dan berparadigma.  Sampai hari ini tidak ada 1 konsep standar atau konsep baku yang digunakan untuk pasti industrial 4.0 terutama di Manufacturing.  Karena setiap Manufacturing mempunyai keunikan masing-masing.  Faktor variabel dan koefisien yang dipunyai oleh pabrik, dan tidak bisa mewakili pabrik lain.  Hanya konsep berfikir lah dan paradigma yang bisa disamakan.
Hanya konsep berfikir lah dan paradigma yang bisa disamakan. 

Pertanyaannya, mana konsep industrial 4.0 yang paling ideal? 



Konsep yang paling ideal adalah konsep 4.0 yang langsung bisa membantu bapak/ibu bekerja sehari-hari. Memudahkan pekerjaan bapak-ibu sehari-hari, untuk mengetahui akar permasalahan dengan cepat dan mengatasi masalah  dengan cepat dan tepat.

Bukan konsep yang rumit, bahkan cenderung menambah pekerjaan yang tidak perlu, hanya karena ingin mengikuti trend dan kelihatan mewah, dengan segala fitur internet of Things. Tanpa memikirkan sisi keuntungan serta rencana pengembangan selanjutnya ke depan. Kami sering menemukan beberapa sistem yang sudah berlangsung di lantai produksi justru menyusahkan teman-teman operator supervisor dan manager produksinya.
"Tidak ada satu konsep 4.0 yang standar dan sama persis dianut oleh perusahaan pada Manufacturing". 

Pada awal presentasi hal yang pertama saya tanyakan terhadap customer adalah perusahaan anda open Manufacturing atau close Manufacturing.
  1. Perusahaan dengan prinsip Close Manufacturing, tidak ingin berurusan dengan cloud atau virtual server demi alasan keamanan data, sekuritas aplikasi, kebocoran data dll. 
  2. Dengan prinsip Open Manufacturing, tidak berkeberatan dengan cloud atau virtual server. Top management bisa mengakses dan monitoring pabriknya di mana dan kapan saja. 

Dengan kita tahu kondisi dari kedua ciri tersebut, kita akan dapat menempatkan sudut pandang kita dengan benar, sesuai dengan kebutuhan customer.

Bagi kami VMTECH, AUTO OEE Scoring sebagai bagian dari MES (manufacturing Execution System)  adalah titik awal dari Factory  Digital. Mengapa demikian?

1. MES terkait dengan aktifitas di lantai di lantai produksi langsung. Man material method machine money measurement, mother Nature dikontrol oleh MES manufacturing execution system.

2. Anda bekerja di Manufacturing proses, bukan di hospitality, ataupun market place atau e-commerce. Di manufacturing, duit anda, investasi anda sebagian besar diputar di lantai produksi, Dominan di lantai produksi. Sangat wajar kita simpulkan bahwa bisnis anda berjalan di dapur atau lantai produksi. Bukan di warehouse, bukan di Finance dan  bukan di General affair.

3. OEE cara merunut masalah dari ujungnya, lebih memudahkan. Bisa jadi temperature sensor anda menjadi biar Downtime, tapi apakah itu dominan?, atau ada yg lebih dominan dari sekedar temperature?. OEE bisa mengungka itu semua.

OEE mengungkap semua permasalahan yang terjadi secara matrik dan menguraikan masalah dengan sangat baik. Mengungkap daerah abu-abu, alias tidak termonitoring. OEE adalah KPI dari sebuah organisasi.
Dari titik ini, kita bisa mengetahui daerah kritikal dan masalah dominan yang terjadi pada shopfloor. Availibility, Performance, Quality serta detail downtime memberikan anda material yang bagus untuk improvement.

Bagaimana dengan anda? apakah OEE scoring masih dilakukan dengan manual?, silahkan menghubungi kami jika ingin menjadikannya Auto OEE scoring. 

Artikel Terkait :
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

THERMOCOUPLE NITRIDE ALUMINIUM CASTING

theTHERMOCOUPLE  NITRIDE ALUMINIUM CASTINGrmocouple rtd pt100 thermistor difference thermocouple rtd thermistor pdf  comparison

Perbedaan umur Thermocouple Nitride akan sangat terlihat berbeda dengan Thermocouple  yang posisinya fixed. Jarang dilakukan handling, pemindahan, pembersihan atau moltennya yang naik turun. Pada situasi ini Thermocouple Nitride punya umur
yang lebih panjang. Bisa mencapai lebih dari 1 tahun life cycle, bahkan 1.5 tahun.

Artinya semakin sering thermocouple di handling, dibersihkan, mengalami naik turun level molten umur thermocouple akan semakin pendek.

Ada baiknya anda memilihThermocouple yang benar-benar berkualitas dan tidak sering di handling Nitridnya, tidak sering dibersihkan dan posisinya pas sesuai dengan ketinggian aluminium.

Thermocouple Nitride yang berkualitas mempunyai karakter sebagai berikut :
  • High strength over a large temperature range
  • High fracture toughness
  • Good flexural strength
  • Mechanical fatigue & creep resistant
  • Lightweight – Low density
  • High hardness and wear resistance, both impingement and frictional modes
  • Superior thermal shock resistance
  • Low thermal expansion
  • Electrical insulator
  • Good oxidation resistance
  • Good chemical corrosion resistance
  • Wear resistant
  • High stiffness

CARA MEMPERPANJANG UMUR THERMOCOUPLE NITRIDE

Solusinya : perbaiki penempatan thermocouple jauh dari impact saat bekerja, perhitungkan dengan cermat panjang pegangan thermocouple, pertimbangkan penggunaan Thermocouple L shape atau tipe lurus.

Dalam kondisi Normal pemakaian, (dengan mengabaikan kerusakan akibat impact) Thermocouple Nitride bisa mencapai umur 2 tahun dan minimal 1.5 tahun.
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

OTOMATISASI TIDAK MENCURI PEKERJAAN ANDA

OTOMATISASI TIDAK MENCURI PEKERJAAN ANDA


Hi excellent people ...

Ada kesalahpahaman umum bahwa otomatisasi akan mencuri pekerjaan dan bahwa pekerjaan pekerja berketerampilan rendah akan dipertaruhkan.

Itu salah! Otomatisasi hanya akan menciptakan peluang baru. Ketika Gojek masuk ke pasar, ada banyak spekulasi bahwa Ojek pangkalan  akan kehilangan pekerjaan mereka. Pada kenyataannya, apa yang terjadi benar-benar berbeda. Orang-orang beradaptasi dan terupdate secara mindset ke teknologi yang muncul dan tumbuh dalam karier mereka. Sekarang, hampir setiap orang menggunakan  Gojek dan sangat membantu.


Seorang pekerja administrasi di lantai produksi, sangat kuatir ketika repotting downtime, reporting produksi, reporting achievement produksi dilakukan secara auto oleh sistem. Pada kenyataannya setelah VMTECH melakukan instalasi terhadap MES dan AUTO SCORE. Seorang Tenaga administrasi kami lakukan  training  tentang fitur-fitur  MES dan OEE Auto Scoring.

Apa yang terjadi di operator tersebut sekarang sudah mengembangkan sendiri data-data didapatkan dari sistem yang kami kembangkan menjadi platform analisa dalam excel dan Microsoft Power Bi tanpa sepengetahuan kami. Tenaga administrasi justru banyak memberikan masukan kepada kami dan perusahaan : sebaiknya dibawa Kemana improvement selanjutnya. Diluar ekspektasi kami.

Ini contoh kecil, tapi berdampak besar bagi pribadi administrasi tersebut dan perusahaan.
Percayalah ..

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

SYARAT IMPLEMENTASI MES/OEE AUTO SCORING

SYARAT IMPLEMENTASI MES/OEE AUTO SCORING

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sistem untuk mengimplementasikan auto OEE scoring
1. Sistem tersebut mempunyai syarat sebagai proses produksi, ada starting Point, processing step, serta ending Point. 
2. Mesin atau Line tersebut menghasilkan barang dalam satuan tertentu serta mempunyai tingkat kualitas tertentu. 
3. Mempunyai standar waktu shift, sebagai bagian dari aturan perusahaan. 

Tidak ada persyaratan khusus bagi suatu proses produksi dalam implementasi OEE scoring. Apapun jenis apa pun kondisi mesin, mesin PLC atau tidak?, PLC punya koneksi Ethernet atau tidak?.

Semua hal diatas, seharusnya tidak menjadi persoalan bagi integrator untuk mengimplementasikan MES atau OEE scoring.   Sebab ada banyak sekali metode yang digunakan,   untuk melakukan data akuisisi langsung dari mesin dan fasilitas produksi.

Proses perubahan dari Manual Reporting OEE Score menjadi Auto OEE Score bukanlah sesuatu hal mudah untuk dilakukan oleh perusahaan. Dibutuhkan waktu dan komitment yang kuat antara operator lapangan dengan keinginan Top Management. 

Artinya, dibutuhkan keseragaman visi dan misi segenap aspek dan departement  yang ada di suatu perusahaan. Jika hanya dilakukan oleh inisiatif per seorangan , dapat dipastikan Auto OEE Score tidak akan  berlangsung dengan baik. Satu hal yang harus dipikirkan sejak awal adalah REACTION AFTER OEE SCORE. "OEE Score without reaction is zero"

IMPLEMENTASI AUTO OEE SCORING

Ketika visi dan misi antara top management dengan tingkat lapangan sudah sama, langkah selanjutnya adalah melihat kondisi lapangan dan kapasitas line produksi untuk menunjang auto data collection. 
  1. Tentukan Goals dan Main Problem dari System
  2. Lihat tingkat kedalaman  data terkait : Jenis DOWNTIME dan notifikasi nya
  3. Tentukan jenis Quality dan Cycle time setiap product yang akan melalui mesin produksi
  4. Tentukan Planned Downtime dan Unplanned downtime.
  5. Lakukan akuisisi data langsung dari mesin
  6. Visualisasi yang tepat dan sesui dengan kebutuhan management
  7. Graph dan 7 tools untuk menganalisa permasalah yang ada.
System AUTO OEE SCORE membutuhkan perangkat yang terhubung langsung dengan mesin dan fasilitas produksi lainnya. Gunakanlah jalur ter-aman untuk melakukan akuisisi data dari mesin.

Pastikan bahwa kinerja existing system untuk menjalankan mesin tidak terganggu oleh adanya sistem OEE SCORE yang auto.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

HUBUNGAN DIGITALISASI DENGAN AUTO OEE SCORING

HUBUNGAN DIGITALISASI DENGAN AUTO OEE SCORING


OEE score adalah indikator Matrix bagi perusahaan, serta menjadi KPI bagi lantai produksi untuk melihat efisiensi semua yang terlibat dalam proses produksi. Diperlukan suatu sistem OEE yang kredibel dan aktual serta dipercaya semua pihak yang terlibat. Tidak ada data manipulation, copy paste, atau human error atas sistem OEE scoring.

OEE  adalah sebuah gambaran visual  dan terukur akan semua hal yang terkait dengan proses produksi. OEE memberikan gambaran kepada apa saja problem atau masalah yang timbul dalam proses produksi yang mempengaruhi output. OEE akan menguraikan kepada anda masalah dari yang  prioritas sampai kepada yang tidak prioritas.

OEE sangat hebat.  Nah, itulah yang menjadi dasar pertimbangan langkah selanjutnya. OEE  adalah step pertama,  adalah titik balik buah keputusan mau maju atau mundur?,  mau menerapkan otomatisasi atau tidak?,  mau mengganti operator menjadi robot atau tidak?.  Itulah hubungan antara OEE  dengan digitalisasi.

OEE sangat hebat.  Nah, itulah yang menjadi dasar pertimbangan langkah selanjutnya. OEE  adalah step pertama,  adalah titik balik buah keputusan mau maju atau mundur?,  mau menerapkan otomatisasi atau tidak?,  mau mengganti operator menjadi robot atau tidak?.  Itulah hubungan antara OEE  dengan digitalisasi.


Sekali lagi bahwa OEE scoring  adalah titik awal,  petunjuk,  kompas  bagi top manajemen dan owner perusahaan untuk bisa bertindak.

Data dengan Kredibilitas yang tinggi

Ketika bicara data yang punya kredibilitas tinggi, kita akan dihadapkan pada sebuah sistem auto yang jauh dari manual entri atau manual reporting. Semua data akan di-collectiing secara otomatis. Dalam kondisi real time, integrated, fleksibel, dan customizing.

Anda butuh sistem yang modern, anda butuh hardware dan software yang bisa mengakomodasi auto data collection, computizing, visualisasi, data base, auto reporting, auto analisis, auto intelegensi. Anda akan memasuki sebuah era digital yang membawa perusahaan anda bisa bersaing dan memenangkan kompetisi global.

Fitur AUTO DATA COLLECTION

Untuk mendapatkan OEE SCORE yang Auto, Beberapa trigger pada flow proses seperti STARTING, ENDING, COUNTING, STOP, RUNNNING, DOWNTIME dll terhubung langsung dengan PLC polling, yang mengakuisisi data secara langsung dari mesin secara Real Time.


Singkat kata, trigger tersebut mengalirkan beberapa data ke PLC polling kemudian dilakukan pengolahan data, untuk mendapatkan OEE scoring yang Auto. Akan berubah dalam interval waktu tertentu sesuai dengan pencapaian produksi yang terjadi.

Jika signal-signal tersebut masih manual, ada baiknya ditambahkan atau digantikan oleh sensor yang punya konektifitas analog, digital, serial dll.

Lantai Produksi sangat kompleks, anda butuh HMI ( Human Machine Interface)

Untuk Notifikasi Downtime, banyak cara untuk mendapatkan Notifikasinya . Hal inilah yang menjadi kelebihan dari VMTECH sebagai vendor yang customizing. Data downtime atau jenis downtime ada yang langsung didapatkan dari existing PLC. Jika tidak memungkinkan, ada juga yang didapatkan dengan metode lain di luar dari PLC Existing.  Ada yang diwakilkan oleh barcode system, ada yang diwakilkan dengan tombol push bottom dan yang sedikit lebih advance , ada yang dilakukan dengan Interface touchscreen.

Semua bergantung kepada kondisi lapangan, differensiasi fitur serta budget yang tersedia.
"Notifikasi Downtime , ada yang diwakilkan oleh barcode system, ada yang diwakilkan dengan tombol push botton dan yang sedikit lebih advance , ada yang dilakukan dengan Interface touchscreen. "
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

DIGITALISASI MULAI DARI MANA?

DIGITALISASI MULAI DARI MANA?

Tujuan akhir dari Industrial 4.0 adalah : 
menciptakan evolusi positif bagi supplychain yang realtime, integration enterprise, flexible dan scadable.

Manufacturing Supplychain

Industrial 4.0 adalah menyangkut suatu konsep dan paradigma.  Kalau berbicara tentang suatu konsep dan paradigma,  maka kita dihadapkan pada satu pola pikir yang sangat terstruktur,   terorganisasi dengan baik.

Berpikir sebelum bertindak,  adalah salah satu pepatah kuno yang berlaku,  sebagai filsafat hidup manusia  yang ideal. Ini sama halnya dengan bagaimana kita menyelesaikan masalah di lantai produksi, di pabrik.  Berfikir  artinya berhubungan dengan pengukuran dan analisa serta diagnosa masalah.  Salah satu tools yang berulang kali  sayai sampaikan  dalam setiap tulisan dan presentasi adalah bagaimana kita menerapkan scoring terhadap efektivitas  mesin dan fasilitas produksi,   Yakni dengan OEE Scoring.


OEE scoring  sudah masuk dalam satu konsep MES System ( Manufacturing execution system)

Industrial 4 adalah bukan pekerjaan semalam,  Basic dari industrial 4.0 adalah evolusi MES (  Manufacturing execution system).  Pada tingkat ini, perusahaan manufaktur dibekali dasar-dasar integrasi horizontal dan vertikal.  Semuanya harus customers disesuaikan dengan Visi - Misi perusahaan,  bukan ikut-ikutan, atau gaya-gayaan.

Dalam piramida Supplychain, MES (Manufacturing Execution System) memegang peranan penting. Fungsi MES posisinay diatas  dari SCADA dan PLC system. Dalam tingkat MES beberapa komponen yang menjadi subject antaralain : Effectiveness, Downtime, Data Base, Quality, Throughput, Reporting Produksi , SPC, Scheduling.

Jadi, jika memulai untuk digitalisasi, mulailah dengan implementasi MES, salah satunya adalah OEE scoring
 

GERBANG DARI DIGITALISASI ADALAH MODERNISASI

Gerbang dari era digitalisasi adalah modernisasi dari seluruh aspek yang terlibat dalam proses produksi, yakni Man, material, method, machine, mother, nature dan money.

Terkait dengan dunia Manufacturing hal yang perlu diingat bahwa ; sebagian besar money/uang berputar pada lantai produksi. Tidak mengherankan top management menaruh perhatian khusus untuk memonitoring dan mengontrol sedetail mungkin seluruh aspek yang terlibat dalam proses produksi.

Modernisasi lantai produksi dimulai dari hal yang paling dasar di tingkat sensor, drive, controller, servo dan lain-lain. Seluruh equipment ini dipersiapkan untuk melakukan integrasi secara horizontal maupun vertikal. Jika device ini masih belum bisa dipersiapkan dan belum mempunyai port komunikasi, akan sulit bagi perusahaan untuk melakukan integrasi dan data collection.

Idealnya Fitur AUTO DATA COLLECTION semestinya sudah menjadi syarat utama bagi sebuah MES System.

Memulai Digitalisasi dengan Auto OEE SCORING

Bagi kami VMTECH, AUTO OEE Scoring (Overalll Equipment Effectiveness) sebagai bagian dari MES (manufacturing Execution System)  adalah hal yang menjadi  titik awal dari sebuah era digitalisasi. Mengapa demikian?

OEE mengungkap semua permasalahan yang terjadi secara matrik dan menguraikan masalah dengan baik, mengungkap daerah abu-abu, alias tidak termonitoring. OEE adalah KPI dari sebuah organisasi.
Dari titik ini, kita bisa mengetahui daerah kritikal dan masalah dominan yang terjadi pada shopfloor. Availibility, Performance, Quality serta detail downtime memberikan anda material yang bagus untuk improvement.


Dari informasi OEE yang didapatkan secara auto scoring, trigger trigger berasal langsung dari mesin-mesin dan fasilitas produksi lainnya, diurai satu persatu mana yang menjadi masalah utama, mana yang menjadi skala prioritas, bagaimana korelasi dengan lainnya, visualisasinya seperti apa?, hipotesa nya seperti apa?, serta optimum kapasitas mesin yang dapat dicapai? dll.


OEE Sangatlah Penting Bagi Organisasi
Berbagai pelatihan , trainning, seminar dilakukan oleh perusahaan untuk memperkaya pengetahuan dan penerapan TPM, serta OEE Score. Perusahaan tidak pernah ragu  mengivestasikan hal-hal tersebut diatas dengan harapan agar tercipta suatu tingkat produktivitas yang tinggi.

OEE score sebenarnya sudah menjadi indikator keberhasilan dari Prinsip dasar yang harus dipegang ketika memilih metode dalam pengukuran OEE score adalah OEE sebagai unit Kompas.
" OEE adalah kompas sebagai petunjuk. Penunjuk arah bagi operator untuk berusaha sebaik mungkin sepanjang hari mencapai performance yang maksimal."
Anda membutuhkan kompas yang dapat dipercaya, aktual, realtime, flexible dan integrated
Dengan demikian, anda akan sampai ketujuan dengan benar dan tidak tersesat.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

MENGAPA HARUS OTOMATISASI?

MENGAPA HARUS OTOMATISASI?


Pertanyaan mengapa otomatisasi?,  Mengapa perlu improvement? pernyataan yang selalu kita  dihadapkan dengan manajemen.  Otomatisasi datang untuk menghilangkan kesalahan manufaktur yang berasal dari Human error.  K
esalahan ini disebabkan oleh Kebosanan dan kelelahan saat melakukan tugas berulang sebagai Manusia.
Otomatisasi datang untuk menghilangkan kesalahan manufaktur yang berasal dari Human error

Itulah alasan utama dibutuhkannya otomatisasi.
Kecepatan dalam melakukan tugas berulang dengan otomatisasi juga jauh lebih baik. Beberapa otomatisasi menggantikan tenaga kerja manusia untuk melakukan tugas kualitas dan pengelolaan.

Kenapa  harus improvement?,

Karena pesaing anda juga akan improvement  dan berupaya lebih baik dari Anda.
Anda tidak punya pilihan,  itulah bisnis masa kini.  Setiap 75 hari sekali diproyeksikan Teknologi akan berlipat ganda, kemajuan akan berlipat ganda.  Anda mau menjadi bagian dari perubahan atau menjadi korban dari sebuah perubahan?  jawaban di tangan anda.

Otomatisasi membutuhkan investasi,  Anda ditugaskan untuk memilih investasi dengan perhitungan yang maksimal.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

OEE SCORE BUKANLAH PRODUKTIFITAS

OEE SCORE BUKANLAH PRODUKTIFITAS


Kenapa OEE bukan Produktivitas?, karena OEE tidak memuat informasi tentang komponen Man hours dan labour cost  yang terlibat dalam proses produksi. OEE hanya menyangkut efektivitas mesin dan fasilitas produksi.

Apakah OEE bisa digunakan untuk menghitung produktivitas?


Betul, data OEE yang komprehensif bisa digunakan untuk menghitung produktivitas pada sebuah lantai manufacturing. OEE yang bisa digunakan untuk menghitung produktivitas adalah OEE yang telah mengakomodasi tracebility akan group kerja dan operator, no SAP, no material, batch numbering, line achievement secara absolute time.


  • OEE (Overall Equipment Effectivenes) bukanlah productivitas, OEE sebagai salah satu indikator keberhasilan TPM (Total Productive Maintenance) dari sebuah manufakturing proses.

  • OEE yang baik, berbuah produktifitas yang baik pula, sebaliknya, OEE bernilai rendah berbuah kepada rendahnya tingkat produktifitas suatu proses produksi.

  • OEE score yang ideal dan dapat dipercaya adalah OEE Score yang disajikan secara realtime, actual dan auto reporting, tanpa manual input serta terintegrasi langsung dari tingkat mesin. Data disajikan apa adanya sebagai bahan untuk perbaikan selanjutnya. Salam Produktivitas :)

"OEE score yang ideal dan dapat dipercaya adalah OEE Score yang disajikan secara realtime, actual dan auto reporting,  terintegrasi dan flexible."

Ada 3 unsur penting dalam OEE = Availability % x Performance % x Quality %

OEE  (overall equipment effectiveness) digunakan untuk memantau efisiensi pada proses manufaktur serta untuk membantu mengidentifikasi proses demi perbaikan-perbaikan yang terukur (data antitatif)
OEE juga disebutkan sebagai salah satu KPI (key performa index) dari sebuah sistem produksi. OEE memberikan informasi seberapa efektif sebuah proses yang berlangsung.

OEE sebagai Production Dasboard

OEE  (overall equipment effectiveness) sebagai production dashboard bagi seluruh departement, tidak terkecuali, Quality Department , serta PPIC, Maintenance,GA dll, juga bisa merasakan manfaat dari informasi OEE.


Akan sangat menyenangkan bila seorang kepala parbik mempunyai Dashboard produksi yang realtime, akurat dan menyediakan Report Otomatis yang mudah dipahami dan dianalisa untuk Action selanjutnya.

Secara umum,  informasi OEE dapat digunakan oleh multi layers:
  1. Downtime dan detailnya dapat terlihat dengan sangat jelas 
  2. Performance memberikan informasi tentang achievement line
  3. Quality Rate sangat berguna bagi  Departement Quality
  4. Produk achievement sangat berguna untuk Departement Produksi dan PPIC
  5. Rejection information , sangat berguna untuk Department Produksi dan Quality.
  6. Cycle time sangat berguna bagi kepala pabrik
  7. OEE auto realtime dapat membentuk jaringan client server terhadap vendor atau customer.
  8. OEE auto realtime dapat menjadi system yang interaktif untuk merespons setiap aktivitas yang out fo range, meresukan dalam bentuk alarm system, pesan singkat, notifikasi email, dll.
Cara Menghitung OEE

Nilai OEE dihitung dengan mempertimbangkan tiga faktor, yaitu:

Availability: waktu produksi sebenarnya, dibandingkan dengan waktu produksi yang direncanakan.

Jika nilai Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time).
Performance: artinya performa proses, apakah mampu memaksimalkan percepatan produksi. Jika nilai Performance 100%, maka proses telah berjalan dengan kecepatan maksimal (secara teoretis, berdasarkan Ideal Cycle Time dan Total Pieces).
Quality: berkaitan dengan defect dan scrap. Nilai 100% untuk Quality artinya produksi tidak menghasilkan produk cacat sama sekali.
Setiap faktor tersebut menjelaskan dengan dekat dan seberapa efisien proses manufaktur yang sedang berlangsung.

Contoh:
Waktu operasional = 8 jam (480 menit)
Waktu  setup = 10 menit
Breakdown = 0 menit
Availability = (480 – 10 – 0) / 480 = 98%
Waktu running = 470 menit
Cycle time = 17 detik per unit
Jumlah produk diproses = 1400 unit
Performance rate = (17 detik x 1400 unit) / 470 menit = (23800 detik) / (28200 detik) = 84%
Jumlah Reject = 168 unit
Quality rate = (1400 – 168) / 1400 = 1232 / 1400 = 88%
OEE (Overall Equipment Effectiveness) = 98% x 84% x 88% = 72%

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

INDONESIA AKAN JADI LAHAN POTENSIAL BAGI ASING

Hi Excellent people ...
Banyak sekali software asing yang menawarkan monitoring control terhadap lantai produksi. Sebenarnya sah-sah saja. Namun anak-anak bangsa sebenarnya mampu membuat softwarenya untuk industri, dan sudah banyak terbukti. Hal ini mengurangi ketergantungan kita terhadap asing. Mari berikan kesempatan kepada anak-anak Bangsa.

INDUSTRIAL 4.0 PERLU INVESTASI BESAR



Untuk mewujudkan industrial 4.0, aspek investasi perlu diperhitungkan dengan matang. Investasi dimulai dari tingkat Field level. Pada field level terdapat sensor, transmitter, controller, servo, robot dll,  yang dapat mengakomodasi horizontal integration system maupun vertikal integration system. Industrial memerlukan investasi yang tidak sedikit.

"Industrial 4.0 memerlukan investasi yang tidak sedikit."
Beberapa corporate besar tidak ragu untuk menggelontorkan milliayan rupiah  untuk mengadopsi industrial 4.0. Tapi apakah perlu? tapi apakah efektif? atau hanya larut dalam euforia?
Ketergantungan kita terhadap devise pendukung industrial 4.0 dari PRODUK ASING saat ini masih sangat tinggi  . Maklum saja, produk dalam negeri mulai dari tingkat Sensor, Transmitter, Robotic, PLC , Embeded PC dll belum tersedia, masih tergantung dari luar.

"produk dalam negeri mulai dari tingkat Sensor, Transmitter, Robotic, PLC , Embeded PC dll belum tersedia yang mendukung industrial 4.0 artinya ujung ujungnya masih mengandalkan produk asing."
Hal lain yang tidak kalah penting adalah ketergantungan kita terhadap barang tidak berwujudSOFTWARE terhadap asing sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena software lokal  masih kalah promosi dibanding dengan  dengan pemain atau integrator dari overseas. 

Pengalaman kami dalam integrasi MES, OEE , digital preventive maintenance system , SCADA, Energy Monitoring System pada berbagai macam industry dan manufacturing : 50% Investasi ada pada pengadaan Hardware, sedangkan sisanya 50% adalah barang tidak berwujud atau software. 

Hari ini, kami melihat ASING sangat agresif melirik indonesia sebagai pangsa pasar yang sangat empuk untuk industrial 4.0. Produk-produk asing sebagai supporting hardware industrial 4.0 mulai membanjiri tanah air, termasuk IIOT devices. Tidak segan-segan overseas produk menawarkan teknologi nya dengan harga yang selangit. Mau tidak mau, suka tidak suka industrial 4.0 sudah didepan mata.

Bijaksanalah dalam memilih hardware ataupun software bahan yang akan digunakan. untuk Manufacturing, device yang digunakan sangatlah spesial berbeda dengan Lini bisnis lainnya. Manufacturing membutuhkan high speed, lebih presisi, lebih akurasi, safety faktor yang tinggi, tahan terhadap lingkungan industri, punya sertifikasi dan lain-lain.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

DUNIA BERKOMPETISI UNTUK INDUSTRIAL 4.0

DUNIA BERKOMPETISI UNTUK INDUSTRIAL 4.0


hi excellent people ...

Sedikit tentang industrial 4.0 ...

Revolusi industry 4.0 bukan sekedar konsep atau Trend.  Tidak segan-segan pemerintah dari Negara-negara maju mengucurkan dana yang tidak sedikit. Berbagai penelitian dan pengembangan dilakukan. Misalkan saja, Negara German menghabiskan 200 juta Euro untuk development Industrial 4.0, Japan menghabiskan 787juta Euro, China 2 Milliar Euro.. wow angka yang sangat fantastis..., well, karena menyangkut next peradaban manusia berikut nya
Bagaimana dengan Indonesia ? ...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor manufaktur nasional harus siap menuju perubahan besar dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0. Konsekuensinya, pendekatan dan kemampuan baru diperlukan untuk membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di sela acara World Economic Forum on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja.

“Ketika negara masuk ke Industry 4.0, pertumbuhan industri yang menyeluruh dan berkelanjutan cenderung terjadi. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan empat langkah strategis agar Indonesia mengimplementasikan Industry 4.0,” katanya melalui keterangan resmi, Minggu (14/5/2017).

Pertama, menurut Airlangga, pihaknya tengah mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.

“Guna mendukung upaya tersebut, kami juga menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri,” ujarnya.

Pengembangan program ini sekaligus menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri dengan target mencapai satu juta orang pada 2019.

Langkah kedua, yakni pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.

“Program e-smart IKM ini merupakan upaya juga memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0,” imbuhnya.

Ketiga, lanjut Airlangga, pihaknya meminta kepada industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data atau otomatisasi industri yang digunakan untuk mengoptimalkan jadwal produksi berdasarkan supplier, pelanggan, ketersediaan mesin dan kendala biaya. 

“Sistem Industry 4.0 ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen,” ungkapnya.

Airlangga menyebutkan, sejumlah sektor industri nasional telah memasuki era Industry 4.0, di antaranya industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.

“Misalnya industri otomotif, dalam proses produksinya, mereka sudah menggunakan sistem robotic dan infrastruktur internet of things,” tuturnya.

Kemudian, di industri makanan dan minuman, teknologi Industry 4.0 diterapkan pada pemilihan bahan baku, tetapi untuk proses pengemasannya tetap menggunakan tenaga manusia. “Jadi kombinasi tersebut masih labour intensive, tidak menggantikan,” tegasnya.

Langkah keempat, yang diperlukan adalah inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis.

Upaya ini telah dilakukan Kementerian Perindustrian dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia.

Sumber : http://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/14/160000326/ini.strategi.indonesia.masuk.revolusi.industri.4.0#page1

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

oee calculation tpm adalah analysis software hardware plc application availability performance quality analytics free download open source comparison price application
wonderware rockwell www vmtech indonesi

Advance OEE (Overall equipment effectiveness) part #1

Apa itu Advance OEE ? Advance OEE adalah bukan OEE biasa, melainkan adalah bentuk OEE yang sudah diadaptasi dengan perkembangan teknologi d...