10 Alasan OEE - VMTECH sangat spesial

10 Alasan OEE  VMTECH sangat spesial


Seperti yang  sudah kami jelaskan pada sesi YouTube sebelumnya bahwa  OEE (Overall Equipment effectiveness)  hari ini sudah menjadi  key performance indicator bagi Manufacturing Processing.  

Sudah menjadi tools yang sangat powerful mengukur efisiensi dan tingkat kualitas pabrik, bahkan langsung terkait dengan Cost/unit.  Ketika hal itu sudah menjadi KPI ,  maka itu merupakan hal yang sangat serius buat perusahaan.  Terkait dengan pelaporan harian, mingguan dan bulanan, untuk monitoring dan kontrol produksi. Termasuk mesin dan fasilitas produksi lainnya.

Kami membangun OEE Software dan hardware   yang sangat ideal untuk anda dan pabrik anda. Punya data integrity yang tinggi,  punya kredibilitas data yang bisa dipertanggungjawabkan,  punya durabilitas data yang setiap hari bisa buat anda dan perusahaan anda nyaman. Anda tidak perlu kuatir terkait data tidak masuk,  anda tidak perlu kuatir trigger tidak menangkap counter product dengan baik. 

10 value yang kami tawarkan sebagai berikut :

1. Kami membangun sistem,  juga memberikan edukasi,  memberikan satu konsep pemikiran  yang benar,  bagaimana  new culture industrial 4.0  dari berbagai sisi dan aspek.  Kami akan memberikan satu training dan pembelajaran kepada client.  Memastikan bahwa customer  dalam track yang benar.  Searah dengan konsep digitalisasi di Manufacturing 4.0.  Sebab Manufacturing sangat spesial, berbeda dengan lini bisnis lainnya.  Jika ada hal-hal yang tidak sesuai,  maka kami akan luruskan.  Memastikan customer mendapatkan benefit atau value ataupun cost reduction atas setiap step dari digitalisasi.

"Memastikan customer mendapatkan benefit atau value ataupun cost reduction atas setiap step dari digitalisasi."

2.  Kami membangun sistem,  memberikan masukan dan merancang pengembangan ke depan dalam bentuk topologi atau arsitektur desain yang cocok dan tepat dengan konsep industrial 4.0.  Apakah  itu jaringan  distribusi data,  kapabilitas dan kapasitas dari  cloud system,  mana data yang diolah secara lokal,  mana yang bisa diakses dengan Protokol IOT dll.  Mana yang seharusnya akumulatif , mana yang  sifatnya Real Time display, mana yang sifatnya akumulatif.  Dengan demikian customer tidak menghabiskan  budget dan investasi untuk sesuatu hal yang tidak bermanfaat,  atau tidak penting.

3.  Aplikasi OEE  di bangun, sudah sampai kepada  tahap untuk capturing  rootcause  atau akar dari masalah,  dan juga gejala dari masalah yang ditimbulkan. Serta terintegrasi multi departemen.   Data management nya sangat rapi, sudah bisa dianalisa dengan mudah, bahkan oleh operator sekalipun,  Untuk tentukan bagaimana action plan selanjutnya.  Sangat detail dan sangat tajam analisanya.  Seorang manajer tidak perlu menghabiskan waktu  untuk menganalisa,  karena datanya sudah sangat mudah untuk dimengerti oleh level operator ataupun supervisor.

4.  Kami membangun sistem OEE  dengan prinsip robust design,  menggunakan hardware dan software yang industrial.  Dengan demikian maka  sistem dibangun dengan level atau grade industrial.  Sesuai dengan environmental industry.  Sesuai dengan signal yang industrial.   Semua sensor terkalibrasi dengan baik.  Dengan demikian,  maka sistem punyai reliabilitas yang tinggi ,serta durabilitas sistem yang tinggi.  Atau dalam bahasa yang mudah dimengerti "tahan banting".

5.  Kami bangun sistem OEE dengan prinsip seamless konektivitas,  searah dengan topologi industrial 4.0,  yang dianut oleh brand-brand besar seperti Siemens,  yokogawa,  Mitsubishi,  Schneider Electric,  Omron ataupun keyence. Data  masuk dan keluar pada tempatnya. 

Kelebihannya  terletak pada kredibilitas data,  durabilitas data.  Tidak kuatir data tidak masuk.  Tidak kuatir database hilang.  Tidak kuatir sistem intervensi oleh pihak ketiga.  Serta memastikan pabrik atau perusahaan sejalan dengan konsep industrial 4.0  yang sesungguhnya.

6.  Kami bangun sistem OEE yang full customize.  Sangat-sangat customized,  semua firmware,  source code  dibangun dan develop sendiri tentu dengan tools  industrial.  Kami bangun sistem mengakomodasi semua kepentingan,  kepentingan operator,  kepentingan supervisor,  sampai kepentingan owner perusahaan.  Tidak tergantung dengan engineering dari overseas (luar negeri).

Kami juga tidak lari dari konsep  Lean  dan Six Sigma.   Dengan demikian maka timbul motivasi dari setiap individu dan organisasi.  Karena punya keyakinan tinggi terhadap sistem,  untuk bisa lebih maju,  lebih produktif dengan berbagai program improvement.  

Seperti apa hal-hal yang kami akomodasi di lapangan?:  konfigurasi dari SKU yang berbeda dengan cycle time yang berbeda pula,  ID operator,  ID supervisor,  konfigurasi bATCH Numbering yang auto,  checkweigher,  berat karton,  ID karton,  expired date,  semua jenis planning,  aktivitas preventive maintenance,  schedule maintenance,  lifetime spare part  dan lain sebagainya semua sudah kami akomodasi dan kami ada di software.  Bisa kami katakan bahwa software yang kami bangun akan sangat fair play,  sangat objektif,  dan agile. Semua pihak happy dan termotivasi.

7.  Ketika bangun sistem OEE  hardware dan software,  System software dan hardware sudah memperhitungkan dan persiapkan satu fondasi yang kuat  untuk beberapa modul lainnya,  dengan CPU yang sama ( Central Processing Unit).  hanya tinggal menambahkan modul-modul lainnya,  ataupun input-output lainnya,  Diproses oleh CPU yang sama.  

Kalau hari ini modul yang dibangun konsentrasi pada OEE scoring, Jika dikemudian hari akan konsentrasi kepada MTTR & MTBF scoring,  ataupun energi monitoring system,  maka tinggal menambahkan modul-modul berikutnya.  Kami menggunakan data processing dengan hardware teknologi terkini.   Keluaran CPU terbaru dari brand-brand besar,  Mitsubishi,  keyence,  Omron,  Siemens dll.  Hal ini kami lakukan untuk mempersiapkan integrasi dan interkoneksi selanjutnya.

8.  Kami bangun sistem OEE  sudah memperhitungkan kecepatan data,  latensi yang terjadi,  sensitifitas sistem,  clocking yang dibutuhkan,  scanning rate yang dibutuhkan,  sesuai dengan kondisi produksi.  

Kami menggunakan dua platform  : platform yang berjalan secara  local processing data atau dikenal dengan edge computing,  kemudian adalah platform web based atau edge cloud.  Dengan demikian tidak ada masalah dengan sistem yang ngelag,  data tidak masuk,  jaringan lemot,  bandwidth yang kurang  dan lain sebagainya.  "The Ride  platform  on the right  processing".  Sistem yang dibangun akan sangat powerful,  scanning data dashboard yang Real Time  di bawah 1 detik,  punya aksesbilitas yang tinggi,  mobile monitoring,  namun juga tetap punya estetika terhadap tampilannya.

9.  Database yang kami bangaun dalam software dan hardware OEE,  siap untuk terintegrasi dengan platform  ERP ataupun SAP  yang sudah ada di customer.  Kami  menguasai  database beserta semua konfigurasinya,  karena kami systemnya  kembangkan sendiri, tidak tergantung dengan prinsipel.  

Kami akan membantu customer pada tahap integrasi database.  Sehingga klien atau customer tidak punya keragu-raguan atas eksistensi aplikasi OEE terhadap software dan aplikasi yang sudah ada.

10.  Kami membangun sistem dengan keterampilan dan skill yang sudah terbukti. Oleh putra-putri bangsa,  anak-anak negeri  dengan investasi  yang sangat terjangkau dan tidak neko-neko,  Kami lebih  fleksibel dan melakukan transformasi dengan pendekatan lokal. Semua Engineering, Mekanik, R & D,  Service  dilakukan secara lokal  deployment. 

Customer akan sangat nyaman  dengan pelayanan kami.  Customer akan sangat nyaman dengan budget investasi yang akan kami tawarkan.  Investasi bersahabat,  namun tidak kalah dengan fitur dan performance dari overseas produk.

Demikianlah 10 value yang kami tawarkan kepada calon pelanggan dan customer kami.

Tak lupa kami sampaikan bahwa,  platform software dan hardware yang kami bangun adalah PROVEN TEKNOLOGI , yang sudah terimplementasi bertahun-tahun di customer sampai dengan hari ini.  Telah dipersiapkan  menuju pengolahan data raksasa (Big Data) : Mesin Learning dan AI (  Artificial Intellegence). 

Salam Digital Transformasi
Created by : Victor Harefa
Managing Director VMTECH


Blog Lainnya : 

https://askvmtech.blogspot.com/2019/12/ada-apa-dengan-manual-oee-overall.html

Mau Digitalisasi, benahi dulu orangnya

Mau digitalisasi, benahi dulu orangnya

 


Dari beberapa  scene perjalanan kami  yang menurut kami layak untuk bisa di-share.

Ada beberapa perusahaan yang sudah memikirkan tentang bagaimana melakukan efisiensi dalam produksi.  Perusahaan ini biasanya besar dari home industri,  sampai akhirnya berkembang menjadi perusahaan menengah menuju besar.

Di bagian awal, perusahaan memang fokus bagaimana memenuhi tuntutan kualitas dengan berbagai kualifikasi dalam industri.  Jikalau dia perusahaan makanan,  maka sudah sepatutnya kualifikasi perusahaan makanan harus diikuti. 

Setelah bagian awal ini sudah sedikit tertata rapi,  maka seterusnya perusahaan akan berpikir untuk lebih efisien dan efektif serta lebih produktif.  Di sini perusahaan akan berpikir bagaimana menghilangkan  waste dan losses. Apalagi di hari ini. New Normal.

Ada perusahaan yang langsung berpikir digital.  Analoginya sangat sederhana. Jika proses menggunakan teknologi,  kemudian data-data menjadi paperless, maka akan terjadi efisiensi. 
Top management bisa saja memaksa,  dengan kebijakan dan policy  yang dia miliki dan dia buat.  Orang di bawahnya di lantai produksi dapat patuh dan melaksanakannya dengan baik.

Tidak begitu ferguso. mohon maaf ni ferguso !!!

Skenario, tidak segampang itu.  Kalau kami sebagai Integrator si asik-asik saja. Produk kami dijual laku keras seperti kacang.  Kami tinggal melakukan  pendekatan terhadap owner perusahaan ataupun level top management.  

Kami sudah banyak pengalaman.  Kami juga sudah banyak persoalan dengan kasus ini.  Apabila mindset,  gap pengetahuan level user,  dalam hal ini teman-teman di lantai produksi tidak dibarengin atau tidak dibenahi,  maka kami pastikan gol atau tujuan tidak akan bisa tercapai.


Hal yang pertama dulu dibenahi adalah bagaimana membuat gap  ini mengecil. Artinya teman-teman di lantai produksi  pastikan punya pemahaman tentang konsep-konsep manajemen industri yang benar.  Bahwa segala sesuatu itu dibuat untuk kepentingan dan kebaikan semua orang  dengan cara yang benar,  dengan cara yang halal,  dan fair play.

Dalam Manajemen Industri jelas bahwa   Lean  Six Sigma diawali dari bagaimana 5S  diaplikasikan terlebih dahulu,  Bagaimana  TPM (Total productive maintenance)  diimplementasi dan dijalankan dengan baik. SMED dijalankan, VSM dll. 

Nah dengan menjalankan ini, kita sudah belajar dengan culture yang baru, yang lebih positif.  Secara pelan-pelan gap akan  pengetahuan dan pemahaman  dari teman-teman di lapangan  mengecil.  Dicapailah peningkatan skill,  pengembangan pribadi dan pengembangan oragnisasi.  Secara tidak langsung  perusahaan sudah melakukan mengecilkan gap itu.  Hal itu sangat sangat berguna.


Nah setelah ini terlaksana,  baru berfikir bagaimana untuk mengadopsi teknologi yang tepat sehingga tujuan atau goal untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas dapat tercapai dengan baik. Semua pihak akan mendukung.  Semua pihak termotivasi dan punya visi misi yang sama dengan perusahaan.


Kami juga sebagai integrator  semakin semangat, dan semakin mudah dalam bekerja.  Karena user sangat paham apa yang akan dikerjakan dan diproyeksikan. 

Ada beberapa kasus,  jika top manajemen  atau owner perusahaan tetap memaksakan untuk melakukan digitalisasi atau penerapan teknologi.  Ambisi akan efisiensi dan peningkatan produktivitas tanpa memperhitungkan people dan organisasi.

  1.  Kesulitan dalam mapping problem, memahami  losses  dan waste.
  2.  Tidak adanya motivasi dari karyawan untuk menggunakan sistem berteknologi tinggi.
  3.  Masih mengulang-ulang kesalahan sebelumnya,  dalam menggunakan teknologi. Bahkan meng-akali hal-hal di lapangan,  yang belum kita pernah ditemukan sebelumnya. Ada saja caranya.
  4.  Ketika ada problem maka semua orang melakukan penyelamatan diri sendiri,  tidak berani untuk bertanggung jawab.
  5.  Tidak mempercayai data yang dikeluarkan oleh sistem, meskipun berteknologi tinggi,  masih ada penyangkalan di sana sini.

Masih banyak lagi problem-problem yang timbul ketika gap itu terlalu lebar.  Manajemen atau owner perusahaan tidak bisa ,tidak akan selalu ada di lapangan mengawasi dan mengontrol operator.

Beliau-beliau ini tidak mungkin mengawasi langsung di lapangan.  Yang dihadapi bukan hanya mesin, tapi orang (Man).  Orang (man) bisa punya niatan baik juga punya niatan tidak baik.  Secanggih canggih teknologi,  tetap ada orang di belakangnya.   Garda terdepan ketika bicara mesin produksi bukankah owner perusahaan, melainkan operator mesin.



 Jadi kesimpulannya adalah :

  1.  Jika ingin mengadopsi teknologi,  maka sebaiknya dibenahi dulu orang dan organisasinya,  sehingga gap  atau jurang pengetahuan terhadap Sistem Manajemen Industri tidak terlalu besar.  Konkritnya adalah laksanakan dengan baik 5S,  TPM, VSM dan SMED.
  2.  Akui bahwa ada masalah,  ada banyak masalah atau daerah abu-abu di lantai produksi yang tidak ter capture dengan baik.
  3.  Tentukan starting Point. Sebagai starting point ya,  Kami selalu merekomendasikan untuk mengadopsi teknologi Auto OEE scoring (Bagian dari MES).  Ini menjadi titik point atau titik awal dari sebuah digitalisasi.
  4.  Panggil orang yang paham, Bagaimana teknologi ini bekerja terutama Bagaimana mesin-mesin atau fasilitas produksi yang lama,  dengan kondisi apa adanya dapat dilakukan  digitalisasi.  Anda tidak bisa melakukannya sendiri.
  5.  Berkolaborasi.  Libatkan semua departemen,  terutama departemen produksi sebagai user.  Dan jangan lupa,  tentukan 1 orang sebagai Leader  Project Transformasi ini di antara mereka. 
Itu saja gampang kok. Terimakasih.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Kelanjutan OEE Scoring


Kelanjutan OEE Scoring


Selamat datang era new normal.

Era di mana, setiap individu dan organisasi butuhkan inovasi untuk lebih efisien dan efektif dari kondisi normal, dengan mematuhi berbagai protokol kesehatan. Tak terkecuali pabrik atau Manufacturing.

Inovasi dalam bentuk digitalisasi. Baik dari Scope yang kecil, menengah dan tingkat advance beberapa sudah dilakukan di pabrik. Ada yang berinovasi dengan automation industry 3.0, ada juga yang sudah berinovasi dengan konsep industri 4.0.

Memunculkan skor dari OEE di lantai produksi sudah menjadi tren di Manufacturing saat ini. Namun banyak sekali salah pengertian , salah pemahaman dan akhirnya salah implementasi.

Sejak pertama kali formula OEE di temukan dan dikembangkan oleh Mr. Seiichi Nakajima (JIPM). OEE pada hakekatnya adalah merujuk kepada masalah six big losses. Selama sistem tersebut tidak bisa menunjukkan six big losses, atau detail masalah., maka dipastikan OEE yang digunakan tidak bisa powerful. Tidak bisa banyak membantu untuk pabrik untuk berubah. Akan sia-sia.

Selama sistem software & hardware tersebut tidak bisa menunjukkan six big losses, atau detail masalah. Maka dipastikan OEE yang digunakan tidak bisa powerful, tidak bisa banyak membantu pabrik untuk berubah dan akan sia-sia.
Six big Losses sudah didapatkan selanjutnya?

Six big Losses atau detail masalah sudah di dapatkan, selanjutnya adalah action atau execution. OEE without Action is Zero. Action dan eksekusi ini perlu dasar pemikiran . Misalnya Kita gunakan pendekatan PDCA (plan-do-Check-Action).

Kita pertama kali harus menentukan dulu masalah yang kita akan lakukan action apa?. Action berdasarkan : policy, prioritas, cost dan waktu, serta kemudahan melakukan. Sehingga action dan execution kita tepat sasaran.

Hari ini, untuk menyimpulkan masalah dan solusinya berdasarkan berbagai macam variabel, parameter, kondisi seperti : policy perusahaan, Cost, prioritas, , waktu, kemudahan dll , tidak perlu repot-repot. Semua akan dilakukan secara otomatis dengan algoritma. Sangat memudahkan.

Untuk itu, Software kawal Cost reduction hadir untuk pabrik dan manufacturing. Mengawal OEE sampai benar-benar menjadi Cost Reduction bagi perusahaan.

Manfaat untuk parbik dan perusahaan :

  • Algoritma akan merekomendasikan solusi agar supaya waste, losses ini berkurang bahkan dapat dihilangkan. Tentu algoritma bekerja berdasarkan data yang objektif.
  • Komitmen dari semua pihak yang terlibat, lintas departemen tercatat dan tervisualisasi dengan baik dalam system.
  • Semua kontribusi orang dan departement yang terkait dengan project improvement tervisualisasi, tercatat dengan baik.
  • Progress demi progres, task, check list, job card termonitoring dengan baik
  • Cost setiap aktivitas improvement ter visualisasi dengan baik
  • System akan memberikan alarm dan notifikasi jika ada aktvitas yang jauh menyimpang dari planning.
  • Untung dan rugi akan tergambar jelas dalam nilai rupiah.
  • Sukses semua orang dan departemen akan tergambarkan bagi top management, semua tervisualisasi dengan baik.
  • Dapat menjadi sumber pertimbangan bagi improvement lainnya, sehingga menjadi lebih mudah.
  • Software ini hanya sebagai tools, tidak manggantikan ERP, tidak menggantikan SAP, tidak gantikan MES. Lebih kepada tools seorang plan manager dan manager Operational Excellent untuk memastikan OEE bisa menuju Cost Reduction.

Terimakasih.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Langkah untuk ber transformasi ke Digital Factory

Apakah itu digital Factory?,  Apakah IIOT?, Apakah  itu industrial 4.0?

Pada kesempatan ini,  saya akan menjelaskan tiga hal yang sebenarnya berbeda.  Ini erat kaitanya dengan transformasi terutama untuk Manufacturing proses, lini industri.

Yang paling tinggi  posisinya dari ketiga istilah diatas adalah industrial 4.0. 
Industrial 4.0 adalah enterprise solution.  Saya ulang,  bahwa IR4.0  adalah sebuah konsep,  adalah sebuah esensi dari 1 paradigma,  yang diyakini secara  scientist dan teknologi bisa tercapai.

Paradigma itu apa menurut Wikipedia ?
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).

Digital Factory,  Smart Manufacturing,  atauIIOT  adalah  bagiannya,  atau sub nya. IIOT  lebih kepada jaringan atau network yang digunakan untuk mewujudkan industrial 4.0.

Digital factory adalah  bentuk nyata dari implementasi sosial 4.0 di Manufacturing proses.
Nah,  bagaimana dengan  step atau langkah-langkah untuk transformasi,  menggunakan IIOT  menuju digital Factory?.   Sebentar,  karena industrial 4.0 konsep,  paradigma.  maka untuk menuju  industri 4.0 kita perlu menghadapinya dengan cara berpikir cara bertindak terstruktur pula  dan lebih manusiawi.


Berikut langkah-langkah kami, yang ril dan praktis dilakukan :

  1. Akui bahwa anda punya problemAnda sebagai operator,  anda sebagai supervisor,  General Manager dari sebuah pabrik,  bahkan owner sekalipun.  Langkah pertama adalah akui bahwa anda punya problem di lantai produksi yang tidak efisien, tidak efektif boros uang tipu-tipu sana-sini, asal bapak senang,  dan lain-lain.  Itu yang pertama.

    Dasar pemikirannya adalah :  ketika pertama kali pabrik ini dibangun,  management menginvestasikan mesin, material, method, man  money  agar supaya setiap shift,  setiap hari,  dan setiap bulan  pabrik ini bisa punya output yang presisi,  akurat. Sehingga bisa menghasilkan profit  pagi semua orang.  Namun tidak seperti itu kenyataannya.  Semakin besar organisasi atau perusahaan makin kompleks yang ditimbulkan.  Akui bahwa Anda punya masalah disitu.
  2. Brainstorming Solution.Setelah mengakui ada masalah, sekarang saatnya mencari solusi.  "Put Your Dream On the board".  Uraikan mimpi-mimpi anda   di papan tulis.  Anda pengennya pabrik Anda seperti apa?. Kesampingkan yang namanya pengetahuan teknik,  pengetahuan jaringan dll.   Anda cukup menuliskan mimpi Anda,  apa yang anda senangi untuk pabrik anda.  Sehingga kualitas kehidupan anda dan karyawan  bisa meningkat.  Anda tidak perlu mempertimbangkan teknisnya seperti apa. 

    Brainstorming dengan tim anda, mapping dan sketsa flow yang dibutuhkan utnuk mencapai mimpi anda. Undang tim maintenance, produksi, engineering, IT dan Finance.
  3. Get HELP.
    Anda butuh bantuan, anda tidak bisa melakukannya sendiri
     Panggil  orang-orang yang memang expert untuk itu. Dalma hal ini (system Integrator khusus manufacturing). Yang sudah terbukti telah mengimpelemtasikan di beberapa manufacturing.

    Dalam sesi tersebut,  kami sebagai sistem  integrator manufacturing  akan menguraikan bagaimana  kami menarik  data secara otomatis langsung dari mesin dan fasilitas produksi,  dengan SCADA,  MES,  ERP dan Cloud System.  Kemudian data-data ini akan dikirim kepada Edge Cloud.  Ada banyak sekali Gateway yang bisa dimanfaatkan,  ada beberapa broker dari MQTT  untuk pengolahan mesin learning.  System menghasilkan sebuah Insight,  prediction  dan auto reporting.

    Pada sesi tersebut kami juga akan  diskusi dengan tim engineering, tim produksi, tim maintenance, IT pabrik  akan current situation dari mesin dan fasilitas produksi yang ada di lapangan.
    "you can do your dream" ..  your dream will come true  through  industrial 4.0
  4. Berkolaborasi dan bekerjasama.  
    Untuk mewujudkan mimpi seorang owner atau seorang  operational leader,   diperlukan kerjasama antara existing  mesin dan fasilitas produksi,  dengan  system integrator Manufacturing.  Karena karakteristik mesin eksisting,  seperti  breakdown mesin  sangat familiar atau sangat dikenal bagi tim dari Engineering dan maintenance anda.  Untuk itu perlu kerjasama koordinasi dan berbagi Scope pekerjaan.


Mesin saya kan belum siap untuk industri 4.0?

Lupakan industrial 3.0,  Jangan berpikir harus mengupgrade  mesin atau fasilitas produksi.  Itu butuh  waktu yang sangat lama.  Terlalu banyak makan uang dan waktu.  Industrial 3.0  adalah berkutat di automation.   Industrial 4.0  jauh lebih banyak manfaatnya dari  industrial 3.0, karena karakternya   mencakup strategic manajemen.  Jauh lebih besar dari 3.0 .

Jangan ada keraguan.  Automation, bisa jalan paralel dengan IR4.0. Hal itu jika dibutuhkan. Tapi jika tidak dibutuhkan,  yang menjawab itu juga adalah Industrial 4.0.

Semua keputusan, pertimbangan : membeli mesin baru, menambah line produksi, merekrut operator, menambah OT, melakukan automation, upgrade mesin, membeli material, jumlah buffer stok, dll berdasarkan data dan algoritma dari Industrial 4.0.

Hubungi kami pada kontak yang tersedia.

Baca Artikel :  hebatnya Industrial 4.0 dibanding 3.0  klik : https://askvmtech.blogspot.com/2020/04/hebatnya-industry-40-dibanding-30.html

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Topology yang tidak Ideal untuk Manufacturing

Topology yang tidak Ideal untuk Manufacturing


Hari ini banyak sekali konsep dan topologi yang menurut kami tidak cocok untuk Manufacturing.  Konsep IIOT  atau jaringan IIOT  pada pertanian perikanan logistik bangunan konstruksi tidak cocok diterapkan di Manufacturing.   Mengapa karena memang di Manufacturing membutuhkan akurasi, presisi, safety faktor yang tinggi,  serta high speed output.

Fungsi Edge computing sangat dominan di manufakturing.  prinsip pengolahan data cepat,  dekat dengan mesin atau sensor,  di lantai produksi  adalah sangat dibutuhkan.  tidak perlu menunggu konektivitas  internet,  dalam hal ini cloud system,  atau virtual server,  baru kemudian dilakukan eksekusi. Itu sangat tidak masuk di akal, alias berbahaya.

Informasi abnormal diluar dari standart, bukan  hanya bisa di akses lewat mobile phone  atau website.  Melainkan harus dieksekusi dalam bentuk tindakan,  alarm  dan notificationsecepatnya.

Kita tahu bahwa latency atau delay internet sangat tinggi,  tidak bisa real Time.  Hal itu yang membuat tidak cocok diterapkan di tingkat lnatai produksi .  Namun bukan berarti, edge cloud, vitual server tidak membantu.  Justru konsep yang sangat ideal menurut saya adalah perpaduan keduanya. Kombinasi antara Edge CLoud dan edge Computing.

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah


Topology Ideal di manufacturing

E-Factory Mitsubishi


Kali ini kita akan mengupas tuntas konsep digital Factory dari Mitsubishi.
Masing masing pemain besar controller, dan sekaligus pelaku industrial 4.0. mempunyai istilah yang berbeda-beda akan industrial 4.0, Schneider misalnya Smart Manufacturing, Mitsubishi Electric Japan menyebutnya e factory, AB dengan Rockwell Automation, Keyence dengan konsep IIOT, dll.

Selangkapnya melalui Video Youtube di bawah ini :




Kesimpulan :

Mitsubishi electric punya produk yang sangat luas ditingkat shopfloor produksi.  mulai dari robotik ,  electrical discharge mesin,  programmable controller,   control system,  inverter,  AC servo.  human machine interface. motor 3 fasa,  permanent magnet motor dll.

Apa yang dikehendaki oleh Mitsubishi pada Edge computing  ada empat fitur : pertama adalah collect data,  kemudian analisa,  kemudian diagnosis kemudian adalah feedback..  ini berlangsung dalam satu loop sistem.  Untuk mendapatkan achievement Production dan high quality output  yang real time.

Pada tingkat edge computing mitsubishi sudah punya fitur : collect data, analisa,  diagnosis, kemudian adalah feedback. Wow, tidak perlu sampai Edge cloud - victor harefa

Industrial PC,  dan  MC work 64,  digunakan untuk processing data pada edge  computing.    Semua yang terkait dengan software produksi,  sensor, programmable controller,  mekatronik,  energy saving,  diolah diproses secara Edge computing. Khusus untuk data-data produksi mesin kita perhatikan tidak ada yang langsung menuju IT System  dalam hal ini adalah edge fog. 


Kemudian ada kata-kata sustainability.
Kalau menurut penjelasan Wikipedia sustainability adalah keberlangsungan positif yang terus menerus dengan memperhatikan faktor-faktor lainnya.  Artinya sistem  yang dibangun harus bisa mengakomodasi dan flexible.

Di tingkat   shopfloor produksi, safety udah menjadi pertimbangan dari Mitsubishi  kemudian masalah sekuritas data juga sudah diperhitungkan oleh Mitsubishi dalam tingkatan shop floor.

Kemudian kita berlanjut ke edge sistem nya.   Mitsubishi menerapkan data primary Processing dan analisa.  dengan menggunakan MC Work 64.   Data-data dari shop floor biasanya ditampung dengan protokol MC work 64.  Semacam  bridging dari data lapangan database system.  data-data yang keluar dari MC work 64 adalah masih  Raw data  atau data primer.   data-data tersebut kemudian diolah  untuk menghasilkan analisa dalam bentuk grafik,  histogram ataupun chart.  ini semua dilakukan oleh  MC work 64.  Sebuah protokol  juga sebagai ada modulnya, yang  disiapkan oleh Mitsubishi, namanya MES modul

Saya tidak pernah mau menggunakan standar software dari Mitsubishi.  sebab,  selain harganya cukup mahal.  Juga data manajemen yang mereka tersedia terkadang tidak bisa mengakomodasi  semua kebutuhan lapangan.  Alias yang standar-standar saja.   Sementara kan beda perusahaan beda kasus. Biasanya sih kami untuk konektivitas dengan brand atau merek lain lebih suka menggunakan OPC server.

Saya tidak pernah mau menggunakan standar software dari Mitsubishi. Biasanya sih kami untuk konektivitas dengan brand atau merek lain lebih suka menggunakan OPC server. - Victor Harefa

OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah
OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Hebatnya Industry 4.0 dibanding 3.0



Hebatnya Industry 4.0 dibanding 3.0

18 April 2020Pada kesempatan kali ini,  Saya akan mencoba menjelaskan hebatnya revolusi industry 4.0 di manufacturing, sekaligus menjawab sedikit keragu-raguan dari teman-teman di pabrik tentang industrial 3.0 dan industrial 4.0.

Industrial 3.0 didominasi oleh automation.  Tujuan otomasi adalah sebuah konsep teknologi yang menggunakan auto mechanical dan robot untuk menggantikan pekerjaan repetitif manusia.

Adapun ciri-ciri dari industrial 3.0 selain hanya automatisation adalah :  "berjayanya satu aplikasi  yang kita kenal 10-20  tahun belakangan yakni Microsoft Excel  atau spreadsheet".   Dua hal ini menurut saya dominan dilakukan dan  paling banyak ditemukan di Industrial 3.0

Jelas, teknology yang berkembang dan digunakan  hari ini di pabrik atau manufacturing adalah teknologi 10 tahun yang lalu.  Disini saya tidak bicara tentang automation atau Robot  dengan AI.

Kondisi Automation kita hari ini

Saya ulang lagi : "yang digunakan untuk produksi  hari ini di pabrik adalah hasil teknology automation  hasil 5-10 tahun yang lalu". 

Kalau kita mau jujur,  setiap kali ada pameran Manufacturing,  atau pameran mesin. Teknologi yang digunakan juga tidak terlalu jauh, dan masih mirip dengan  teknologi  sebelumnya.   Misalnya mesin CNC dan   mesin die casting. Sampai hari ini,  masih ada tiga teknologi yang dipakai di indonesia yakni Gravity  Die Casting,  Low Pressure Casting, dan  High Pressure Die Casting.  Selain ketiga teknologi itu,  di negara kita belum ada.  Saya ingin sampaikan yang ril ril saja.

Kemudian bagaimana pabrik memutuskan dan   akhirnya membeli "new machine  high pressure die casting"?.  Betul, pertimbangan teknis  seperti : banyaknya porosity,   banyaknya defect  visual, menciut, dll".

Proses pengambilan keputusannya kira-kira :   middle management, sampai top manajemen melakukan rapat,  menggunakan tools andalan. Tools andalan itu apa?. Salah satunya adalah Microsoft Excel atau spreadsheet dan kombinasi dengan database.  Beberapa pabrik masih menggunakan kertas (repot manual).   Datanya  juga masih dipertanyakan. Karena tidak akan bisa realtime. Tidak berasal langsung dari mesin (auto data collection). Melainkan manual input.

Akhirnya..
Keputusan management unttuk membeli mesin baru akhirnya tercapai. Proses nya  dengan pertimbangan dari report manual, planning, forecasting, target, depresiasi mesin, DA dll.
Satu hal yang selalu luput adalah bagaimana dengan port komunikasi mesin untuk auto Data collection menuju Smart Factory di kemudian hari. Ini permasalahan yang dominan timbul. 

Syukur-syukur jika pabrik tersebut mempertimbangkan juga  tentang skor TEEP nya Atau tidak sama sekali.   Jika tidak sama sekali, berarti keputusannya hanya berdasarkan feeling, subjectif, atau mengikuti keinginan owner semata.

Inilah bagaimana gambaran industrial 3.0 berjalan tanpa kita sadari. Paradigma yang digunakan adalah paradigma 3.0.  Hal yang paling esensi untuk memutuskan dan meningkatkan kapasitas,  menambah lini produksi,  menambah mesin,  menambah tenaga kerja,  melakukan automation,  bahkan   ekspansi pabrik baru,  dilakukan semuanya  dengan data yang tidak real time,    tidak transparan,  tidak tervisualisasi,  tidak terintegrasi,  tidak akurat,   tidak komprehensif. Tidak seperti paradigma industrial 4.0

"meningkatkan kapasitas,  menambah lini produksi,  menambah mesin,  menambah tenaga kerja,  melakukan automation,  bahkan   ekspansi pabrik baru,  dilakukan semuanya  dengan data yang tidak real time, tidak akurat, tidak auto data collection, tidak terintegrasi" - industrial 3.0

Dan satu lagi,  menggunakan tools  yang terbatas kemampuannya,  sudah tidak robust design dan tidak seamless dengan mesin dan fasilitas produksi, yakni microsoft excel atau speadsheet.

Begitulah adanya industrial 3.0.  Ini kondisi real dan sedang berjalan di  pabrik-pabrik kita di Indonesia. Pembelian mesin dominan dilakukan atas pertimbangan segelintir saja. 

Kelemahan disempurnakan oleh industrial 4.0.  

Kelemahan-kelemahan ini yang  dilengkapi dan disempurnakan oleh industrial 4.0.  Bagaimana keputusan-keputusan di pabrik itu dilakukan dengan Realtime, akurat , cepat dan tepat.  Dilakukan dengan menggunakan tools yang tepat.  Sumber data langsung dari mesin dan fasilitas produksi.  Mengurangi, bahkan syukur-syukur menghilangkan manual entry dan manual reporting. Melibatkan  level paling bawah yakni operator ,  supervisor,  manajer pabrik,  plant Manager,  bahkan owner sekalipun. Data-data yang kredibel, Durable serta realtime ini kemudian diolah untuk bisa berikan informasi , analitics dan prediction. 

Sehingga apapun  keputusannya  berdasarkan auto data processing dan algoritma mesin olah data. Manusia dalam hal ini operator dan semua lini hanya mengkonsunsumsi data dan informasi dari mesin, bukan dari orang. Hal diatas adalah minimal fitur yang kita bisa dapatkan dari Industrial 4.0. Minimal itu yang didapatkan. Belum lagi kami uraikan betapa powerfull nya paradigma 4.0 untuk New Business Strategy, ataupun Powerfull SCM (unify SCM).

Owner, Managerial, Supervisor, danOperator bertindak atas keputusan system, dalam hal ini adalah algoritma yang digunakan. Baru  kemudian berkesimpulan. Apakah  perlu melakukan investasi mesin, ekspansi pabrik, ekspansi produk atau cukup hanya dengan menghilangkan downtime yang terjadi selama proses produksi. Dan itu cukup.

Jika ingin mendapatkan advance fitur,  maka kita akan  membangun sistem sampai kepada machine learning,  big data analytical dan AI. Keputusan dari hasil olah algoritma kemudian akan di eksekusi oleh actuator.  Menjadikan pabrik sebagai pabrik dengan tingkat intellgency yang tinggi untuk mencapai optimum output

Sumber data industrial 4.0 dari mana?.  Adalah level paling bawah dari 5  organisasi level automations.  Yakni adalah di shopfloor (Standdarisasi ISA 95).  Tidak ujug-ujug sampai kepada AI. Proses data mining untuk Big Data Analitical juga melibatkan devise IOT dengan berbagai protokolnya. 

Hari ini, mana yang terbaik, Industrial 3.0 atau Industrial 4.0?

Yang paling bijaksana adalah beralih menggunakan paradigma 4.0. Sebab dalam prakteknya industrial 3.0 akan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit dengan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. Sementara ujung-ujungnya, industrial 3.0 tidak ada kepastian dikemudian hari.  Apakah masih relevan atau tidak. Apakah masih bisa profit atau tidak?, ditengah perkembangan dan kecepatan dunia saat ini. Industrial 3.0 sudah tidak relevan.

Silahkan, Anda bisa menambahkan lagi  beberapa  perbedaan antara industrial 4.0 dan industrial 3.0. masih banyak lagi yang tidak kami sebutkan. 

MESIN SAYA, PABRIK SAYA BELUM SIAP?

Pendapat, opini dan sudut pandang ini yang seringkali saya jumpai  dikala berdiskusi dengan customer untuk ber transformasi menuju Digital Factory.  "Oh,  saya belum siap",  "pabrik saya belum siap, mesin masih manual, mesin baru semi auto", dll.

Jawaban kami :  "Semua tidak ada yang siap.  Tapi satu hal,  kompetitor anda  yang lokasi nya di sini  dan di belahan negara lain,   akan melakukan nya duluan dari anda.  Akhirnya anda akan kalah dalam kompetisi dan tidak relevant".

Saya dan anda sudah berada di era IR4.0. Sadar atau tidak sadar.  Secara personal ataupun organisasi. Kita tau,  bagaimana kita dimudahkan dengan smartphone, tokopedia, bukalapak lazada, gojek dll. Semua bicara tentang mesin pintar dan algoritma.  Kita sudah didalamnya. Kita sudah jadi bagian dari IR4.0.

Secara Organisasi, perusahaan , kita masih menjadi objek, bukan subjek. Aplikasi Google map, zoom, slack, MES misalnya. Kita hanya konsumennya. Apakah selamanya menjadi konsumen?, sementara ada yang harusnya kita bisa lakukan dan menjadi sebagai subject.

Kita tidak harus menunggu mesin anda di upgrade dulu,  menuju backbone  industrial 4.0 .  Tidak perlu.

Anda tidak harus menunggu mesin anda di upgrade dulu,  menuju backbone  industrial 4.0, yakni  ethernet communication.  Tidak perlu.
Jika melakukannya, anda akan menghabiskan waktu yang banyak sekali. Anda akan menghabiskan banyak sekali uang, losses capasitas, energy.  Sementara hasilnya belum tentu sesuai dengan yang diharapkan.

Industrial 4.0 tidak memandang jenis mesin,  jenis proses,  jenis pabrik,  jenis orang.  Lakukan dengan konsep industrial 4.0 .  Dengan kondisi yang ada.  Tahap demi tahap,  menuju digital Factory,  Smart Manufacturing, atau e factory.

Tidak perlu harus upgrade mesin.  Untuk planning upgrade mesin  bisa berjalan paralel  dengan implementasi industri 4.0.  Justru kelebihannya adalah,  keputusan untuk upgrade,  membeli mesin baru,   lini produksi baru,  desain produk baru,  rekrut karyawan baru,  pemberian bonus,  promosi , keputusannya  berdasarkan data processing dan algoritma

Pabrik-pabrik yang sudah memutuskan untuk upgrade mesin baru,  menambah lini baru,  tanpa  pertimbangan dari  data dan algoritma  akan  pusing kepala.  Semakin besar  dan semakin melebar  perusahaan atau pabrik,  maka semakin kompleks pula permasalahan yang timbul.  Salah-salah  mengorganisasi diri dan berkompetisi, akan bangkrut.

Dunia sangat dinamis,  perubahan bisa berlangsung hitungan detik.  Keputusan untuk mau digital factory atau  cara konvensional   harus segera diputuskan.   Jika memilih menuju digital Factory  artinya anda akan ikut arah ikut arus.  Jika tetap dengan pilihan anda  berjalan dengan konvensional pabrik,  maka anda akan melawan arus. Terima kasih.

Penulis : Viktor Harefa


OEE, oee, oee adalah, rumus oee, metode oee, oee mesin, oee solution, contoh menghitung oee, oee benchmark data, oee calculation, example, oee industry, vmtech, perusahaan vmtech, vmtech software, victor harefa, industry 4.0, rockwell automation, wonderware, efactory, IIOT, IOT, Edge computing, Edge cloud, mttr, mtbf, machine, mesin, suhu, akuisisi data mesin, packing, cokote, minor stop,scada system, apa itu mes, mes adalah

Advance OEE (Overall equipment effectiveness) part #1

Apa itu Advance OEE ? Advance OEE adalah bukan OEE biasa, melainkan adalah bentuk OEE yang sudah diadaptasi dengan perkembangan teknologi d...